kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaya Trishindo berencana membidik pelanggan perorangan di bisnis penyewaan helikopter


Sabtu, 31 Maret 2018 / 19:00 WIB
Jaya Trishindo berencana membidik pelanggan perorangan di bisnis penyewaan helikopter


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal PT Jaya Trishindo Tbk sukses mendarat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/3) lalu. Melalui initial public offering (IPO), emiten berkode HELI ini sukses meraup Rp 27,5 miliar.

Pasca menggelar penawaran saham perdana, perusahaan ini langsung mengangkasa. HELI akan melakukan ekspansi penambahan armada helikopter baru. Langkah ini dilakukan seiring dengan membesarnya permintaan transportasi udara.

Menurut Edwin Widjaja, Direktur Utama Jaya Trishindo, jika sebelumnya pasar didominasi oleh pelanggan korporasi, saat ini layanan helikopter makin dikenal dan banyak digunakan oleh pelanggan perorangan. Karena itu, HELI berniat masuk ke pasar pelanggan perorangan.

Setidaknya, ada dua unit helikopter yang akan ditambah, yaitu tipe AS 350 B3 dan AW 109 Trekker. "Tahun lalu kami tambah dua unit," cetus Edwin. Selain itu, HELI juga akan membangun hanggar dan fasilitas pemeliharaan demi efisiensi.

HELI menargetkan bisa konsisten menambah 1-2 unit armada baru dalam lima tahun ke depan. Selama ini, HELI membanderol jasa sewa helikopter seharga US$ 3.600 hingga US$ 15.000 per jam, tergantung kebutuhan klien.

Pasar perorangan

Penambahan armada menjadi hal penting bagi HELI untuk mendukung rencana ekspansi ke pasar pelanggan perorangan. Kini, HELI tengah mengembangkan situs dan aplikasi supaya pelanggan bisa melakukan pemesanan helikopter secara daring.

Meski masih berupaya membangun platform online secara mandiri, Edwin tak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan lain dalam pembuatan aplikasi. Nantinya, platform online diharapkan menambah utilisasi helikopter yang saat ini sudah mencapai 70%.

Tak hanya itu, HELI juga tengah membidik ceruk baru di bidang taksi helikopter alias Helitaxi, terutama untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sebagai ibukota dengan populasi padat dan aktivitas bisnis yang tinggi, Jakarta dinilai punya potensi besar.

Sayang, Edwin menilai kondisi infrastruktur masih jauh dari memadai untuk menggarap bisnis Helitaxi. "Ketersediaan helipad di Jakarta saja masih kurang. Mudah-mudahan akan berkembang seiring dengan kami yang juga berencana menambah lokasi-lokasi helipad," ujar Edwin.

Tahun ini, HELI sudah memegang kontrak tahunan untuk lima armada helikopternya. Kontrak itu seluruhnya dilakukan dengan klien korporasi, nilainya Rp 50 miliar. Lalu, untuk dua helikopter baru, HELI akan mendapat kontrak di pertengahan tahun.

Di sisi lain, Edwin masih belum khawatir soal potensi kenaikan harga bahan bakar terhadap kinerja HELI. Menurut dia, bisnis HELI berbeda dengan bisnis maskapai penerbangan yang biaya bahan bakarnya mencapai 30%–50% dari total beban. "Biaya bahan bakar kami tidak lebih dari 10% dari cost structure kami selama ini," ujar dia.

Setelah resmi melantai di bursa, HELI menargetkan pertumbuhan pendapatan di akhir tahun ini bisa mencapai 30%-40% atau sekitar Rp 170 miliar hingga Rp 180 miliar. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, serta menggeliatnya proyek pembangunan pemerintah, bisa mendorong bisnis penyewaan helikopter.

Selain sektor pertambangan dan perkebunan, selama ini sektor konstruksi kerap menjadi pelanggan HELI. Misalnya, helikopter sering disewa perusahaan konstruksi untuk melakukan pemantauan bangunan, wilayah proyek, dan sebagainya.

Per September 2017, aset perusahaan HELI tercatat sebesar Rp 219,91 miliar. Sementara itu, pendapatan perusahaan sebesar Rp 87,7 miliar, naik 72,7% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada periode itu, HELI juga berhasil meraup pertumbuhan laba usaha 42,4% dengan Rp 14,03 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×