kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jawara reksadana terungkit rating S & P


Selasa, 06 Juni 2017 / 11:14 WIB
Jawara reksadana terungkit rating S & P


Reporter: Danielisa Putriadita, Olfi Fitri Hasanah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sepanjang bulan Mei 2017, sejumlah produk reksadana mencatat kinerja jauh melampaui indeks acuannya. Sentimen peringkat S&P mengerek kinerja aset dasar reksadana.

Data Infovesta Utama memperlihatkan, reksadana saham dengan kinerja terbaik di bulan Mei adalah Pacific Saham Syariah II besutan PT Pacific Capital Investment. Imbal hasilnya mencapai 17,63%.

Selanjutnya, ada DMI Dana Saham Syariah dengan return 14,77% dan Treasure Saham Berkah Syariah yang memberikan imbal hasil 14,09%. Padahal sepanjang Mei, IHSG hanya naik 0,93% dan rata-rata reksadana saham tumbuh 0,85% (lihat tabel).

Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana membeberkan, secara umum, reksadana jawara tersebut menempatkan dana pada saham di sektor keuangan dan industri dasar, seperti semen, kabel, atau pakan ternak. Pacific Saham Syariah II tidak bisa simpan di saham perbankan, jadi kemungkinan besar asetnya di saham industri dasar, kata Wawan, kemarin.

Reksadana campuran dari Pacific Capital Investment juga menorehkan kinerja terbaik di jajaran reksadana campuran, yakni Pacific Balance Fund. Imbal hasilnya mencapai 10,68%. Kinerja reksadana ini di atas Infovesta Balanced Fund Index yang naik 0,66%.

Berdasarkan pengamatan Wawan, Pacific Balance Fund unggul karena pilihan sektor saham yang hampir serupa. Apalagi, saham-saham blue chip terutama perbankan, konsumsi, dan saham telekomunikasi diserbu investor asing pasca kenaikan peringkat kredit Indonesia dari Standards & Poor's pada bulan Mei lalu.

Aset dasar obligasi

Pada jenis reksadana pendapatan tetap, produk yang diusung Prospera Asset Management bernama Prospera Obligasi Plus menjadi jawaranya dengan imbal hasil 6,47%. Di jajaran lima besar juga ada produk Bahana Income Stream dengan return 1,17%. Kinerjanya di atas indeks acuan, Infovesta Fixed Income Index yang hanya 0,67%.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengaku menerapkan strategi komposisi portofolio mayoritas pada investasi yang berdurasi panjang di surat utang negara (SUN), demi memaksimalkan return Bahana Income Stream. Sebesar 95% dana kelolaan diinvestasikan ke SUN. ungkap dia.

Soni lebih memilih SUN bertenor delapan tahun. Ia meyakini obligasi tenor panjang akan menghasilkan return paling baik. Sedangkan 5% dana dimasukkan ke pasar uang karena lebih likuid. Ia menargetkan imbal hasil reksadana pendapatan tetap 9%-10% hingga akhir tahun ini.

Pada reksadana pasar uang, Sucorinvest Money Market Fund menduduki peringkat teratas dengan return 0,78%. Jemmy Paul Wawointana, Pelaksana Tugas CEO Sucor Asset Management mengatakan, produk kelolaannya mencetak kinerja tinggi karena menitikberatkan pada portofolio obligasi korporasi dengan rating minimal investment grade. Kami tidak taruh dana di obligasi pemerintah karena yield pemerintah sekarang rendah, kata Jemmy.

Menurut dia, sebesar 30%-40% dana kelolaan produk ini dimasukkan ke obligasi korporasi tenor kurang dari satu tahun. Sebab, return obligasi tersebut dinilai lebih baik daripada deposito. Sementara sebesar 50%60% aset dimasukkan ke deposito. Jemmy memprediksi imbal hasil reksadana pasar uang hingga akhir tahun 7,3%-7,4%.

Secara keseluruhan, Wawan memprediksi reksadana saham masih akan mencetak imbal hasil paling subur di kisaran 9%-11% sepanjang tahun ini. Selanjutnya, reksadana campuran membagi return 8%-9%. Lalu, reksadana pendapatan tetap sebesar 7%-8% dan pasar uang 4%-5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×