kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.400   -132,00   -0,80%
  • IDX 7.513   -24,87   -0,33%
  • KOMPAS100 1.057   -2,44   -0,23%
  • LQ45 792   -4,39   -0,55%
  • ISSI 255   -0,97   -0,38%
  • IDX30 413   0,98   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   1,26   0,27%
  • IDX80 119   -0,45   -0,38%
  • IDXV30 122   0,28   0,23%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

Jatuh Tempo Rp 96,43 Triliun pada Semester II-2025, Ini Prospek Obligasi Korporasi


Selasa, 08 Juli 2025 / 18:56 WIB
Jatuh Tempo Rp 96,43 Triliun pada Semester II-2025, Ini Prospek Obligasi Korporasi
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Minat obligasi korporasi diproyeksi meningkat, didukung tekanan likuiditas domestik yang longgar dan pemangkasan suku bunga BI.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi pada semester II-2025 memiliki nilai jatuh tempo sebesar Rp 96,43 triliun. Minat obligasi korporasi pun diproyeksi meningkat, didukung tekanan likuiditas domestik yang longgar dan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto memaparkan, nilai jatuh tempo pada tahun 2025 pun menembus Rp 161 triliun. 

“Untuk di tahun 2025 ini, sebenarnya jatuh temponya menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah surat utang korporasi,” katanya dalam forum media Pefindo, Selasa (8/7).

Menurut Suhindarto, volume yang besar tersebut menjadi katalis bagi kebutuhan refinancing perusahaan. Bahkan, pada tahun ini memang kebutuhan untuk refinancing juga melonjak dua kali lipat.

Baca Juga: Hanwha Life Resmikan Financial Hub, Sasar Segmen High Net Worth Individual

“Kemungkinan ke depan masih akan banyak penerbitan yang dilakukan untuk motif refinancing ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, penerbitan surat hutang korporasi pun meningkat. Pada bulan Juni dan Juli ini, Suhindarto mengatakan, terlihat sebagian sudah melakukan refinancing

Ia melakukan, pada tahun-tahun sebelumnya, terlihat pola di semester kedua selalu menjadi puncak penerbitan surat koperasi.

“Sehingga, sebelumnya kita sempat mengeluarkan angka (penerbitan surat utang korporasi) sekitar Rp 139 hingga 155 triliun untuk penerbitannya, dan titik tengahnya di 144 triliun,” tuturnya.

Kini, Suhindarto melihat, kemungkinan di tahun ini bisa ada di atas titik tengah, dan bahkan mendekati atau di sekitaran titik atas.

Selain itu, di tahun ini, Suhindarto bilang pihaknya melihat beberapa industri membutuhkan modal kerja. Maka, akhirnya juga terjadi peningkatan di sisi modal kerja. 

“Dan, dengan adanya pemangkasan suku bunga yang sudah dua kali dilakukan oleh Bank Indonesia, serta prospek ke depan juga masih akan terjadi pelonggaran moneter,” ujarnya.

Melihat itu, Suhindarto mengungkap, iklim di pasar surat utang korporasi sejauh ini akan menjadi relatif lebih kondusif dibandingkan tahun lalu. Sehingga, penerbitan surat utang pun terdorong lebih tinggi.

Baca Juga: Masuk ke Bisnis Nikel, Indo Tambangraya (ITMG) Beli Saham Adhi Kartiko Pratama (NICE)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×