kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Jadi Alternatif Pendanaan UKM, Securities Crowdfunding Himpun Dana Rp 727 Miliar


Kamis, 22 Desember 2022 / 07:30 WIB
Jadi Alternatif Pendanaan UKM, Securities Crowdfunding Himpun Dana Rp 727 Miliar
ILUSTRASI. Crowdfunding.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) mencatatkan pertumbuhan Securities Crowdfunding (SCF) sejak kehadirannya pada tahun 2020. SCF berkontribusi 6,54% terhadap seluruh portofolio investasi, dengan total dana terhimpun mencapai Rp 727 miliar sampai dengan 17 Desember 2022.

SCF merupakan skema pendanaan dengan sistem penggalangan dana melalui pasar modal. Metode ini umumnya dimanfaatkan oleh perusahaan berskala Usaha Kecil Menengah (UKM), melalui penyelenggara layanan SCF.

Wakil Ketua ALUDI, Heinrich Vincent, mengungkapkan kehadiran SCF menjadi alternatif sumber pendanaan bagi UKM yang memiliki reputasi dan pengelolaan bisnis yang stabil. Heinrich bilang, SCF menjadi platform yang transparan, sehingga perusahaan penerbit juga harus membangun kepercayaan masyarakat.

"Rumusan strategi SCF Indonesia adalah berkelanjutan, terpercaya, dan inklusifitas. Semua pihak harus transparan dari awal. Sebagai alternatif bagi UKM SCF bisa ikut menjadi salah satu roda penggerak ekonomi," ujar Heinrich lewat keterangan tertulis, Rabu (21/12).

ALUDI mencatat per 17 Desember 2022 ada 12 perusahaan penyelenggara SCF yang sudah berizin. Selain itu, masih ada 37 perusahaan penyelenggara yang dalam proses perizinan.

Baca Juga: OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Capai Rp 216,19 Triliun

Pada tahun ini, perusahaan UKM penerbit mencapai 342, terdiri dari 253 penerbit saham, 5 penerbit saham syariah, 4 penerbit obligor, dan 80 penerbit sukuk. Ada 29 jenis industri dari total perusahaan penerbit tersebut.

Total saham yang ditawarkan mencapai Rp 641 miliar, dan saham syariah sebesar Rp 12,8 miliar. Sedangkan total obligasi yang ditawarkan mencapai Rp 14 miliar, dan sukuk Rp 199 miliar. Total dana terhimpun mencapai Rp 727 miliar dengan nilai dividen yang telah dibagikan sebesar Rp 35 miliar.

Dari sisi pemodal SCF, terdapat kenaikan 30,5%. Dari 513.224 pemodal pada tahun 2021 menjadi 669.685 pada tahun ini. Sedangkan untuk pengguna yang terdaftar pada perusahaan penyelenggara mencapai 138.815 orang.

Policy Director ALUDI, Calvim Jonathan, menyampaikan asosiasi memiliki tugas dan fungsi untuk memberikan advokasi, informasi, konsultasi, dan pengawasan terhadap ekosistem industri ini. "Ke depannya industri layanan urun dana Indonesia dapat bertumbuh dan minat masyarakat untuk industri ini dapat meningkat," imbuh Calvim.

ALUDI juga telah menyelenggarakan Indonesia Crowdfunding Outlook dan pemberian penghargaan terhadap perusahaan penerbit dan perusahaan penyelenggara SCF Indonesia. Ada lima kategori yang diberikan.

Meliputi Best Asset Performance 2022 kategori properti (PT Yukarista Loka Galuhmas), Best Non-Asset Performance 2022 kategori F&B (PT Cipta Kreasi Kopi), Best Non-Asset Performance 2022 kategori retail (PT Ritelindo Bintang Berkarya), Best Performance Sharia Platform 2022 (PT Shafiq Digital Indonesia), Best Performance Platform 3033 (PT ICX Bangun Indonesia atau LandX).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×