kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ITMG, ARNA, dan TBIG Jual Saham Treasury, Segini Potensi Untungnya


Rabu, 09 Maret 2022 / 18:13 WIB
ITMG, ARNA, dan TBIG Jual Saham Treasury, Segini Potensi Untungnya
ILUSTRASI. Beberapa emiten memproses penjualan saham treasury.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten memproses penjualan saham treasury. Batas waktu pengalihan saham hasil buyback dan kondisi pasar saham yang berada di sekitar rekor tertinggi menjadi alasan penjualan saham treasury.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tengah menjalankan periode penjualan saham treasury. Emiten tambang batubara ini telah menjual sebanyak 7,2 juta saham pada tanggal 7 Maret 2022 lalu.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga akan menjual 1,02 miliar saham hasil buyback kepada Provident Consolidated Holdings Pte Ltd. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) yang juga menjual 70,23 juta saham hasil buyback.

Baca Juga: Penjualan Saham Treasuri Emiten Akan Mengerek Kas

Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewantoro memaparkan aksi penjualan saham treasuri memang memberi kesan bahwa harga di pasar saat ini sudah cukup tinggi, sehingga emiten merasa sudah waktunya melepas kembali. Dia mencotohkan ITMG yang melakukan buyback pada tahun 2016. ITMG membeli kembali saham mulai sejak harga sahamnya masih Rp 6.500.

"Hingga kemarin mulai menjual saham di harga Rp 28.125, sudah naik empat kali lipat dalam kurun waktu 6 tahun," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (9/3).

Kemudian ARNA melakukan buyback pada periode Maret-Oktober 2020 ketika harga sahamnya masih di kisaran Rp 440 per saham. Saat ini, harga saham ARNA sudah berada di Rp 855 per saham. Sehingga ARNA berpotensi mengantongi keuntungan hingga dua kali lipat dalam kurun waktu setahun.

Baca Juga: Yuk Intip Jajaran Emiten yang Paling Diuntungkan oleh Lonjakan Harga Batubara Global

TBIG melakukan buyback pada periode 2016-2019 ketika harga masih di kisaran Rp 1.000 per saham. Saat ini harga saham TBIG sudah mencapai Rp 3.000, naik tiga kali lipat dari waktu buyback.

Oleh sebab itu, Pandhu menilai aksi penjualan saham treasury positif untuk arus kas emiten. Ada tambahan dana segar yang dapat dipakai untuk melakukan ekspansi dan berbagai kebutuhan lain.

"Jika dilihat dari potensi perolehan dana, ITMG sudah mencapai sekitar Rp 486 miliar, dari melepas 15,05 juta saham belum lama ini, dari total 33,37 juta saham yang dimiliki dan masih ada potensi perolehan dana hingga Rp 500 miliar," kata Pandhu. 

Baca Juga: Batasan Harga Buyback Matahari Department Store (LPPF) Jadi Rp 7.950 Per Saham

Potensi dana ini cukup signifikan apalagi selama ini ITMG dikenal sebagai salah satu perusahaan yang paling rajin membagikan dividen. Kondisi Indo Tambang yang sedang memiliki kas melimpah seperti saat ini sebesar Rp 9,8 triliun, berpotensi kembali membagikan dividen yang besar sehingga saat menarik bagi para pemburu dividen.

"Selain itu ITMG melakukan penawaran saham treasury ke para fund manager dan dana pensiun, sehingga risiko tekanan jual di pasar regular relatif terbatas," imbuh Pandhu. 

Sementara untuk ARNA, dia melihat dampak yang cukup positif juga pada perdagangan di pasar. Sebab, penjualan saham treasury ini dapat meningkatkan likuiditas, sehingga perdagangan akan cenderung lebih ramai dan meningkatkan minat para investor.

Baca Juga: Jual 7,2 Juta Saham Treasury, Indo Tambangraya (ITMG) Kantongi Rp 210,42 Miliar

Dengan jumlah saham treasuri sebanyak 70,23 juta saham, ARNA berpotensi memperoleh dana hingga Rp 60 miliar. "Sebetulnya, posisi kas Arwana saat ini juga masih relatif aman yaitu sebesar Rp 602 miliar, dengan belanja modal tahun ini sekitar Rp 300 miliar tentu sebenarnya tidak terlalu berpengaruh karena perusahaan dalam kondisi yang berkecukupan," papar dia.

Lalu TBIG berpotensi meraup Rp 3 triliun dari penjualan 1,02 miliar saham treasury. Saham ini rencananya kan dialihkan ke Provident Consolidated Holding yang masih afiliasi dari pemegang saham pengendali. "Hal ini tentu positif karena tidak menimbulkan tekanan di pasar. Nilai penjualan saham juga cukup signifikan, membantu memperbaiki struktur modal TBIG," pungkas Pandhu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×