kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Isu eksternal masih bayangi rupiah di 2018


Senin, 08 Januari 2018 / 21:06 WIB
Isu eksternal masih bayangi rupiah di 2018


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mendapat sejumlah sentimen positif dari dalam negeri di awal 2018, posisi rupiah tidak sepenuhnya aman. Beragam sentimen eksternal tetap membayangi pergerakan rupiah terhadap dollar AS pada tahun ini.

Ekonom Bank Central Asia, David Sumual melihat adanya potensi pelemahan terhadap kurs rupiah pada semester kedua tahun ini. Pada saat itu, AS diperkirakan sudah bisa merasakan efek kebijakan reformasi pajak yang diresmikan akhir tahun lalu.

Bahkan, apabila kebijakan reformasi pajak mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi AS, bukan tidak mungkin Federal Reserves akan menaikan tingkat suku bunga acuan di negara tersebut lebih dari tiga kali seperti yang diekspektasikan sebelumnya.

Meski begitu, analis Valbury Asia Future, Lukman Leong berpendapat, potensi pelemahan rupiah akibat dampak reformasi pajak yang memicu peningkatan suku bunga acuan AS bisa ditekan. “Pada dasarnya pasar sudah bisa mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate itu sendiri,” ujarnya.

Lagi pula, lanjut Lukman, reformasi pajak AS sebenarnya lebih berdampak pada pasar modal Indonesia. Jika pasar modal di negara ini bisa tahan terhadap sentimen tersebut, termasuk tidak kehilangan dana dari investor asing, maka tekanan terhadap rupiah bisa berkurang.

Sementara itu, analis Monex Future Investindo Putu Agus Pransuamitra mengatakan, penguatan dollar AS akibat reformasi pajak berpotensi mendapat saingan dari Eropa. Pasalnya, sejumlah bank sentral di kawasan tersebut tengah gencar melakukan kebijakan pengetatan moneter dan terindikasi akan menaikan suku bunga acuannya.

Di luar hal itu, Putu memandang gejolak geopolitik yang kemungkinan besar masih berasal dari Semenanjung Korea dan Timur Tengah juga bisa mengancam posisi rupiah pada tahun ini. Sebab, konflik tersebut membuat para investor ramai-ramai beralih ke mata uang safe heaven, seperti Yen.

Lukman memprediksi sepanjang tahun ini, kurs rupiah terhadap dollar AS akan berada di kisaran Rp 13.200-Rp 13.550. Di periode yang sama, Putu meramal rupiah akan berada di rentang Rp 13.290-Rp 13.550 per dollar AS.

David membagi proyeksi rupiah dalam dua periode. Di periode semester I tahun ini, rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp 13.200-Rp 13.400 per dollar AS. Di periode berikutnya, rupiah akan bergerak di level Rp 13.400-Rp 13.600 per dollar AS.

Adapun pada hari ini (8/1), kurs rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.429 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×