Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit kembali membayangi pergerakan nilai tukar poundsterling. Kemarin, GBP cenderung tertekan di hadapan mata uang global, meski kembali menguat di malam hari.
Selasa (30/1), per pukul 20.00 WIB, pasangan mata uang EUR/GBP melemah tipis 0,04% menjadi 0,8794 dibandingkan hari sebelumnya. Selanjutnya GBP/USD menguat 0,38% menjadi 1,4127. Lalu GBP/JPY menguat 0,12% menjadi 153,54.
Kemarin, dollar Amerika Serikat (AS) tertekan terhadap poundsterling lantaran pelaku pasar wait and see hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Padahal, sebelumnya GBP sempat tertekan sentimen ketidakpastian Brexit.
Pada perdagangan siang, GBP cenderung melemah. "Ketika GBP melemah, isu Brexit jadi alasan pasar untuk profit taking," ujar Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures, kemarin.
Namun posisi GBP kembali mengungguli USD di sore hari. Menurut Wahyu, dollar AS masih tertekan prediksi The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga bulan ini.
Pergerakan GBP/USD hari ini juga akan dipengaruhi pidato Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney di depan komisi bidang ekonomi Parlemen Inggris. Pasar menantikan pandangan BoE terkait suku bunga.
Pasangan EUR/GBP juga sempat menguat, namun berbalik melemah tipis. Bocornya penilaian pemerintah terkait dampak Brexit yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi Inggris membuat poundsterling goyah. "Apapun kesepakatannya, menurut dokumen yang bocor itu tetap berdampak buruk bagi ekonomi Inggris," ujar Nizar Hilmy, Analis Global Kapital Investama Berjangka.
Dalam dokumen tersebut dipaparkan ada tiga skenario Brexit, tetapi tidak ada satupun yang membawa dampak positif bagi perekonomian Inggris. Sementara euro disokong sentimen positif dari beberapa data ekonomi yang dirilis beberapa hari terakhir. Salah satunya, yield obligasi Jerman yang lebih tinggi dari yield obligasi pemerintah AS.
Isu Brexit juga sempat menekan pasangan GBP/JPY. "Poundsterling dipengaruhi oleh kekacauan politik di dalam negeri Inggris," ujar Faisyal, Analis Monex Investindo Futures.
Pidato yang akan disampaikan Mark Carney juga diprediksi masih belum cukup kuat menopang poundsterling. Apalagi selama ini bos bank sentral Inggris itu dikenal pesimistis terhadap prospek ekonomi Inggris. "Kemungkinan sikap pesimis ini akan membuat poundsterling makin melemah," terang dia.
Sementara yen mendapatkan katalis positif dari data ekonomi yang baik. Inflasi Jepang di Januari meningkat menjadi 0,7% dari Desember yang sebesar 0,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News