Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Niatan PT Indosat Tbk (ISAT) dalam mengeluarkan surat utang perlahan semakin jelas. Emiten halo-halo ini akan menerbitkan obligasi untuk refinancing obligasi sebelumnya yang bernilai US$ 650 juta. Tujuannya, ISAT ingin mengonversi utang dalam mata uang dollar menjadi rupiah.
"Kami berusaha untuk mengonversi minimal sekitar 75%," ucap Direktur Utama ISAT, Alexander Rusli, Rabu, (25/6).
Dengan mengonversi utang ini, maka masalah mismatch antara Rupiah dan dollar akan berkurang. ISAT pun dapat memberikan kepastian dalam laporan keuangannya. Alexander mengatakan bahwa pihaknya memiliki utang dollar sekitar US$ 1 miliar. Kala Rupiah melemah 20%, ISAT pun harus menelan kerugian US$ 200 juta di atas kertas. Maka dari itu, ISAT ingin memperbesar porsi utang rupiahnya.
"Secara prinsip, kami lebih baik bayar cost of fund lebih tinggi, tapi pindah ke rupiah. Memberikan kepastian yang lebih baik," ucapnya.
Tenor yang ISAT incar untuk obligasi itu adalah 10 tahun. Dengan rentang yang semakin panjang, maka akan memberi keleluasan membayar bagi ISAT. Namun kata Alexander, sepertinya akan ada perbedaan tenor pada mata uang rupiah dan dollar.
Rencananya, ISAT akan menerbitkan surat utang tersebut di kuartal kedua 2014. ISAT pun akan melihat seberapa kuat kondisi pasar untuk menerbitkan obligasi Rupiah. Saat ini, ISAT pun masih merancang Term of Reference (TOR).
Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2014, ISAT juga memiliki pinjaman perbankan berbentuk dollar. Utang jangka panjang dalam mata uang dollar ISAT terhitung Rp 2,95 triliun. Kemudian, porsi terhadap seluruh pinjaman bank jangka panjangnya adalah 44,49%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News