Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jumlah perusahaan yang masuk bursa saham di awal tahun ini masih minim. Sepanjang kuartal I 2015, hanya dua emiten yang menawarkan saham ke publik atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Padahal di kuartal I 2014, ada lima emiten yang go public.
Meski demikian, nilai emisi emiten yang melangsungkan IPO selama kuartal pertama tahun ini lebih besar ketimbang periode yang sama di tahun lalu. Sepanjang kuartal pertama 2014, nilai total emisi IPO mencapai Rp 785,42 miliar. Sedangkan di kuartal pertama tahun ini, nilai emisinya mencapai Rp 4,48 triliun.
Emiten pertama yang mencatatkan saham di BEI pada tahun ini adalah PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB). Bank milik PT Gozco Capital itu meraup dana IPO senilai Rp 34,5 miliar. Berikutnya adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), yang kemarin mencatatkan sahamnya di BEI dan meraup dana sebesar Rp 4,45 triliun.
Direktur Utama BEI Ito Warsito menilai, belum banyaknya emiten baru yang masuk bursa karena penggunaan buku sebagai dasar valuasi IPO. Kebanyakan calon emiten menggunakan dasar laporan keuangan Desember 2014, sehingga mereka tidak mungkin mencatatkan sahamnya di BEI pada kuartal pertama. "Jadi akan lebih banyak lagi IPO di kuartal kedua dan kuartal ketiga tahun ini," ungkap dia, pada Selasa (24/3).
Ito memandang, kondisi pasar modal Indonesia cukup kondusif di kuartal pertama tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung naik. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), IHSG tumbuh 4,22% menuju 5.447,65.
Kemudian, likuiditas transaksi perdagangan di kuartal pertama 2015 lebih tinggi ketimbang periode sama tahun lalu. Nilai transaksi perdagangan di kuartal pertama tahun ini menembus Rp 6,5 triliun per hari, lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 5 triliun.
Otoritas BEI menargetkan, 32 emiten baru masuk pasar modal pada tahun ini. Sepanjang 2014, terdapat 23 emiten baru yang mejeng di BEI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News