Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Robertus melanjutkan, Bank Indonesia (BI) juga sudah memastikan untuk terus menyesuaikan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kondisi perekonomian yang berbeda antara AS dengan Indonesia membuat kebijakan terhadap suku bunga acuan menjadi berbeda pula. “Ke depan AS mungkin tidak akan menurunkan suku bunga lagi dalam waktu dekat sementara Indonesia masih membutuhkan suku bunga yang lebih rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Baca Juga: IHSG berpeluang naik pada perdagangan terakhir pekan ini
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar pada 17-18 Juli 2019 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan. BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75%.
Jika ingin menurunkan suku bunga acuan lagi, Robertus menyarankan agar BI menjaga rentang waktu setelah The Fed mengumumkan penurunan bunga acuan. “Terlalu dekat (rentang waktunya) malah berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga: IHSG akhirnya turun setelah bergerak mendatar seharian
Hari ini IHSG ditutup koreksi 0,14% ke level 6831. Hingga akhir 2019, Robertus memprediksi IHSG akan bertengger di level 6.650-6.700.
Ia pun merekomendasikan beberapa saham yang masih layak diakumulasikan setelah The Fed mengumumkan penurunan suku bunga acuan:
1. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Robertus menilai, kedua perusahaan ini mendapat laba yang cukup menggembirakan dan diperkirakan berlanjut di semester II 2019.
2. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Menurutnya, potensi keberlanjutan pembangunan infrastruktur akan menaikkan nilai kontrak masing-masing di paruh kedua 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News