Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor kripto menantikan langkah lebih lanjut terkait keputusan suku bunga The Fed pada FOMC Juni 2023. Di sisi lain, gejolak dari permasalahan Binance dengan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) belum berakhir.
Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, pelaku pasar di pekan ini tengah mengesampingkan isu SEC, kemudian mulai fokus pada data makroekonomi Amerika Serikat (AS) dan suku bunga The Fed. Laporan data makroekonomi AS pekan ini menjadi penentu nasib pasar kripto.
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS bulan Mei menunjukkan kondisi yang stabil cenderung menurun. Indeks harga produsen (PPI) akan dirilis pada 14 Juni 2023 disertai keputusan suku bunga FOMC meeting di hari yang sama. Selain itu, pembukaan data klaim pengangguran bakal dirilis pada 15 Juni 2023.
Menurut CME FedWatch Tool, pada FOMC di 14 Juni mendatang terdapat peluang sebesar 73% The Fed berpotensi akan mempertahankan suku bunga di level saat ini yaitu 5%-5,25% dan 27% yakin akan ada kenaikan level 5,25-5,50%.
Baca Juga: Pengusaha Rental Mobil di Bali Ditangkap karena Pakai Kripto Sebagai Alat Transaksi
Inflasi secara keseluruhan diproyeksikan turun menjadi 4,1%. Meskipun masih tinggi, inflasi yang secara bertahap melandai memberikan ruang bagi bank sentral untuk memberi jeda pengetatan kebijakan moneter.
Kendati demikian, Fyqieh melihat kemungkinan The Fed meningkatkan suku bunga masih terbuka. Hal tersebut menyusul kondisi inflasi AS masih jauh di atas target mereka yaitu 2%. The Fed masih akan memantau data inflasi sebagai bahan pertimbangan kebijakan moneter.
“Para pelaku pasar akan wait and see terlebih dahulu guna memperhatikan data inflasi AS dan hasil FOMC,” ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Selasa (13/6).
Di samping itu, investor juga akan memantau isu SEC yang mulai mereda, walaupun untuk hasil yang konkret tentu akan memakan waktu yang lama. Kasus SEC dengan sejumlah platform perdagangan aset kripto dinilai bakal menempuh jangka waktu yang panjang.
Baca Juga: Tokocrypto: Daftar 501 Aset Kripto Legal Baru Akan Memperkuat Perlindungan Konsumen
Fyqieh mengatakan, saat ini Bitcoin membutuhkan dukungan anggota parlemen AS untuk mengubah narasi yang dilontarkan oleh SEC. Intervensi peningkatan aktivitas SEC akan tetap menjadi penghambat laju pasar kripto ke depan.
Seperti diketahui, isu SEC menggugat Binance hampir menekan mayoritas aset kripto. BNB yaitu koin besutan Binance mencatatkan penurunan harga sekitar 15% ke level US$ 241.77 dalam sepekan terakhir.
Fyqieh mengamati, BNB masih dalam proses pemulihan pasca anjlok lebih dalam pada pekan lalu yang disebabkan oleh permasalahan yang terjadi antara Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) dan Binance, yang juga melibatkan Changpeng Zhao (CZ) selaku CEO Binance.
Faktor fundamental menjadi pengaruh negatif terhadap pergerakan harga BNB. Harga BNB anjlok hingga breakdown beberapa support yang menjadi pilar untuk menahan penurunan harga. Investor masih wait and see untuk melakukan transaksi dengan aset BNB.
Baca Juga: AS Perketat Regulasi Kripto, Pasar Bitcoin Bermigrasi ke Asia
Namun, kenaikan harga sebenarnya sudah mulai terlihat sejak awal pekan lalu. Rabu (14/6) pukul 15.10 WIB, harga BNB menguat 4,98% dalam sehari. Sedangkan dalam sepekan, harga BNB masih turun 10,95%.
Jika ditarik ke belakang, BNB sempat mengalami kenaikan yang sangat tinggi disebabkan naiknya marketcap kripto serta adopsi penggunaan BNB untuk keperluan decentralize finance, gas fee, staking dan launchpad.
“BNB masih menjadi kripto yang diminati, terlebih saat ini menduduki top 5 kripto dengan market cap lebih dari US$ 36 miliar,” kata Fyqieh.
Menurut data coinmarketcap.com. Nilai kapitalisasi pasar BNB mencapai US$ 38,53 miliar, terbesar keempat untuk aset kripto.
Baca Juga: AS Perketat Regulasi, Bagaimana Prospek Pasar Kripto ke Depan?
Menurut Fyqieh, sentimen positif dan negatif masih seimbang untuk pasar kripto sejauh ini. Isu SEC sebenarnya tidak membuat harga kripto, terutama Bitcoin turun hingga di bawah level psikologisnya pada US$ 25.000. Artinya, pelaku pasar masih percaya akan masa depan kripto dalam jangka panjang.
Fyqieh mengatakan, pergerakan harga kripto sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti permintaan pasar, sentimen investor, kondisi ekonomi global, dan perkembangan teknologi. Jaminan terhadap penguatan harga BTC kemungkinan terjadi menjelang halving Bitcoin pada tahun 2024. Halving merupakan peristiwa penting yang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan Bitcoin, dampak pastinya bakal membuat lonjakan harga.
Dalam kondisi saat ini, investor disarankan sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dengan menambahkan berbagai aset kripto. Langkah tersebut dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa portofolio tidak terlalu bergantung pada satu jenis aset saja.
Baca Juga: Dalam Sebulan, Investor Kripto Bertambah 11.000 Menjadi 17,25 Juta orang
Bagi investor jangka panjang, bisa mulai menabung atau dollar cost averaging (DCA) secara rutin hingga 1 tahun ke depan, setelah halving Bitcoin. Ini merupakan sentimen yang sangat bagus.
“Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset,” ujar Fyqieh.
Fyqieh melihat kemungkinan Bitcoin akan mengalami penurunan atau performa negatif dalam bulan Juni atau menutup semester I-2023. Target negatif yang dekat adalah di kisaran harga US$ 25.300 atau bahkan US$ 23.500.
Sementara jika ada sentimen positif, maka dapat dianggap sebagai kesempatan untuk melakukan pembelian. BTC akan bergerak menuju level resistensinya di US$ 26.500, jika pasar kripto bergerak positif seiring rilis data CPI dan keputusan FOMC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News