kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Investor asing memperbesar saham konstruksi


Rabu, 17 September 2014 / 05:17 WIB
Investor asing memperbesar saham konstruksi
ILUSTRASI. Drama Korea Welcome to Waikiki dan beberapa judul drakor lain dengan genre komedi yang cocok ditonton saat ngabuburit.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Sejak awal tahun, dana asing terus membanjiri pasar modal Indonesia. Dari antara berbagai sektor saham, sektor konstruksi menjadi pilihan pemodal asing.

Memang dalam lima hari terakhir, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 3,29 triliun di Bursa Efek Indonesia. Namun sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), asing sudah mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 54,56 triliun.

Mengacu keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, porsi kepemilikan investor asing pada saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencapai 18,26% pada Juli tahun ini. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 12,25%.

Kondisi serupa terjadi pada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Di akhir Agustus, kepemilikan asing di saham di WIKA mencapai 20,32%, naik dari 12,57% di periode sama tahun lalu.

Begitu pun PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dimana porsi asing menanjak dari 5,3% pada Agustus 2013 menjadi 9,76% di Agustus 2014. Kepemilikan asing di PT PP Tbk (PTPP) juga naik dari 13,91% menjadi 14,4% pada Agustus 2014.

Kenaikan porsi asing adalah fenomena menarik. "Kepemilikan asing di konstruksi ini unik. Biasanya asing masuk ke saham yang punya market cap (kapitalisasi pasar) besar, padahal saham konstruksi kecil," ucap Analis Batavia Prosperindo Sekuritas Steven Gunawan.

Kapitalisasi pasar WIKA tercatat Rp 17,43 triliun, kemudian WSKT Rp 8,26 triliun, ADHI Rp 5,23 triliun dan PTPP Rp 11,5 triliun.

Analis MNC Securities Reza Nugraha bilang, asing melihat sektor konstruksi ke depan bisa menjadi penggerak pasar. Ini mirip dengan apa yang terjadi pada sektor properti, dua tahun lalu.

Emiten BUMN merajai pergerakan saham sektor konstruksi. Bahkan, kinerja sahamnya lebih bagus dibandingkan emiten konstruksi swasta. Saat ini, laju saham emiten konstruksi tumbuh menjulang. WSKT mampu memberikan cuan 111% (ytd), PTPP 105%, ADHI 92% dan WIKA 79%.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo bilang, pergerakan ini disebabkan adanya pergantian pemerintahan. Emiten berharap pemerintahan baru menggenjot proyek konstruksi dan infrastruktur.

Meski sahamnya moncer, tak bisa dipungkiri kinerja keuangan emiten konstruksi cenderung melambat. Steven mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS serta kenaikan inflasi membuat kinerja emiten konstruksi tersendat. Besarnya subsidi BBM juga turut memangkas belanja infrastruktur.

Selain itu, momentum pemilu 2014 menyebabkan proyek konstruksi yang mendatangkan margin besar tak bisa digarap tahun ini.

Steven memprediksi, pendapatan ADHI naik tipis 3% di tahun ini. Bahkan, labanya diperkirakan turun 11%. Adapun pendapatan WIKA ditaksir tumbuh 11% dan labanya naik 4%.

Untungnya, kondisi seperti ini tak berlangsung lama. Steven meyakini kinerja emiten konstruksi mampu tumbuh 15%-20% pada tahun depan. Pasalnya, pemerintah berusaha mengembangkan jaringan infrastruktur.

Reza merasa sektor konstruksi lebih baik ketimbang konsumsi. Dia menghitung kinerja emiten konstruksi bisa naik 25% tahun depan.

Reza menyarankan buy PTPP dengan target Rp 2.580 per saham dan hold WSKT di Rp 920. Steven merekomendasikan buy WIKA dan ADHI dengan target masing-masing Rp 3.200 dan Rp 3.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×