kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.129   -31,79   -0,44%
  • KOMPAS100 1.094   -0,86   -0,08%
  • LQ45 868   -3,58   -0,41%
  • ISSI 216   0,12   0,05%
  • IDX30 443   -2,98   -0,67%
  • IDXHIDIV20 536   -4,30   -0,80%
  • IDX80 125   -0,18   -0,15%
  • IDXV30 133   -2,27   -1,67%
  • IDXQ30 148   -1,19   -0,80%

Investor Asing Masuk Ke Bursa, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Jadi Incaran


Rabu, 29 November 2023 / 07:08 WIB
Investor Asing Masuk Ke Bursa, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Jadi Incaran
ILUSTRASI. Investor Asing Masuk Ke Bursa, Saham Blue Chip Ini Diprediksi Jadi Incaran. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/10/2023.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Info penting untuk investor Bursa Efek Indonesia (BEI) yang gemar koleksi saham blue chip. Sejumlah saham blue chip diprediksi menjadi incaran investor asing menjelang akhir tahun 2023 ini.

Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa yang memiliki fundamental bagus dan nilai kapitalisasi pasar besar dari puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, ada 45 saham blue chip yang dikelompokkan dalam Indeks LQ45.

Analis melihat, sejumlah saham blue chip menjadi incaran investor asing seiring potensi masuknya dana asing di pasar saham Indonesia pada sisa tahun 2023.

Pada perdagangan Senin 27 November 2023, dana investor asing yang masuk ke bursa saham atau net buy asing sebesar Rp 831,2 miliar. Dari jumlah itu, dana asing yang masuk ke pasar reguler Rp 688,5 miliar dan Rp 142,7 miliar di pasar negosiasi.

Ekspektasi pasar terkait tekanan kenaikan suku bunga telah berkurang. Penurunan ketidakpastian suku bunga ikut menurunkan risiko investasi.

"Dengan menurunnya risiko maka ada potensi peningkatan investasi pada negara emerging seperti Indonesia atau ada peningkatan alokasi di aset berisiko seperti saham," kata Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11).

Sehingga, Alfred menuturkan bahwa ada potensi masuknya dana asing di pasar saham Indonesia. Tetapi jika risiko suku bunga kembali berubah, maka investasi ke aset berisiko dan di negara emerging akan berkurang.

Selain itu, ada faktor besar yang menjadi perhatian seperti ketidakpastian pasar global berupa suku bunga, konflik, dan perlambatan ekonomi. Faktor makro Indonesia ikut menjadi faktor penentuan dalam menarik aliran dana asing.

"Sejauh ini makro Indonesia memiliki daya tarik bagi aliran dana asing tinggal faktor besar (global)nya saja yang saat ini menahan aliran dana asing," tutur dia.

Adapun pemilihan umum (pemilu) juga menjadi sentimen yang bisa membuat investor wait and see meskipun tidak terlalu besar. Alfred mengatakan saham-saham berkapitalisasi besar dengan likuiditas yang baik bisa diperhatikan.

"Menurut kami first liner perbankan, komoditi, dan telekomunikasi masih menarik di mata investor asing," kata Alfred.

Dengan begitu, Alfred merekomendasikan buy pada saham  PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dengan target harga Rp 3.450 per saham, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Lalu, buy pada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 4.150 per saham, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 3.140 per saham, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 29.740 per saham.

Dari 5 saham pilihan di atas, empat adalah saham blue chip yakni BBTN, TLKM, ADRO dan ITMG. Saham BBTN pada perdagangan Selasa 28 November 2023 ditutup di level 1.295, naik 5 poin atau 0,39% dibandingkan sehari sebelumnya.

 

Harga saham BBTN dalam tren kenaikan selama sepekan yang lalu. Selama perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BBTN terakumulasi naik 40 poin atau 3,19%.

Harga saham BBTN layak dicermati karena memiliki price earning rasio (PER) dan rasio PBV yang kecil. Data RTI mencatat BBTN memiliki PER 5,89 dan PBV 0,63.

PER di bawah 10 dan PBV di bawah 1 sering menjadi acuan investor untuk investasi saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×