kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Beberapa Saham Blue Chip Ini Diprediksi Akan Menjadi Buruan Asing


Selasa, 28 November 2023 / 19:09 WIB
Beberapa Saham Blue Chip Ini Diprediksi Akan Menjadi Buruan Asing
ILUSTRASI. Masih terdapat potensi yang cukup besar dana asing untuk masuk. Mengingat masih ada saham-saham blue chip yang memiliki kinerja positif namun valuasinya murah.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana-dana asing masih berpotensi masuk ke pasar saham Indonesia di sisa tahun 2023.

Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, masih terdapat potensi yang cukup besar dana asing untuk masuk. Mengingat masih ada saham-saham blue chip yang memiliki kinerja positif namun harga sahamnya terus menurun dan secara valuasi sudah murah.

"Selain itu didukung oleh beberapa faktor makro, antara lain, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif," kata Shin kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11).

Adapun Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% pada tahun 2023. Kemudian inflasi yang terkendali sesuai target Bank Indonesia (BI).

Shin menuturkan beberapa faktor yang mempengaruhi aliran dana asing ke pasar saham Indonesia hingga akhir tahun 2023. Antara lain, kebijakan moneter bank sentral AS. The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan untuk mencegah inflasi.

"Hal ini dapat menyebabkan arus modal asing keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: IHSG Naik 0,39% ke 7.041 Pada Selasa (28/11), BRPT, MDKA, MEDC Top Gainers LQ45

Faktor lain, kondisi ekonomi global yang tidak stabil, seperti perang Rusia-Ukraina, dapat menyebabkan investor asing menjadi lebih konservatif dalam berinvestasi. Serta, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Jika prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun, maka minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia juga akan menurun," jelasnya.

Adapun saham-saham yang menurut Shin masih menarik untuk dicermati dan berpotensi menjadi incaran investor asing di antaranya, saham perbankan, seperti BBRI, BBNI, BBCA, dan BMRI.

"Saham perbankan masih menjadi salah satu favorit investor asing karena memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang cerah," kata Shin.

Selanjutnya, saham non siklikal, seperti INDF dan ICBP. Saham konsumer non-siklikal, kata Shin, juga masih diminati investor asing, karena memiliki permintaan yang relatif stabil.

Lalu, saham berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti ADRO, PTBA, dan TLKM. Menurutnya, saham sektor EBT merupakan salah satu yang diuntungkan dari tren global untuk mengurangi emisi karbon.

"Selain itu ada saham ASII dari fundamental dan valuasi yang sudah murah juga karena sahamnya sudah turun dalam," ungkapnya.

Baca Juga: Window Dressing Berpeluang Terjadi di Akhir 2023, Cek Rekomendasi Analis

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bilang, dana asing akan lebih banyak masuk hingga akhir tahun ini, dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya.

"Sentimennya karena tidak naiknya suku bunga the Fed dan menguatnya rupiah serta turunnya indeks USD," kata Budi kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11).

Menurutnya, saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang akan menarik untuk dilirik dan berpotensi mennjadi incaran investor asing.

Alhasil, Budi merekomendasikan saham JSMR dengan target harga Rp 6.000-Rp 7.000 per saham dan ASII dengan target harga Rp 6.000-Rp 6.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×