Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kusamnya kinerja rupiah turut membuat investor asing yang menggenggam Surat Berharga Negara (SBN) domestik khawatir. Sebab, saat mereka kembali mengkonversikan hasil transaksi mereka dari rupiah menjadi dollar Amerika Serikat (AS), porsi keuntungan yang seharusnya mereka dapatkan menyusut akibat mahalnya mata uang Negeri Paman Sam.
Di pasar spot, Senin (24/8), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah 0,78% ketimbang akhir pekan lalu menjadi Rp 14.050.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) mencatat, per 20 Agustus 2015, jumlah dana asing di SBN tersisa Rp 532,16 triliun. Kepemilikan asing pada Juli 2015 mencapai Rp 533,63 triliun. Dus, porsi kepemilikan asing di SBN menciut dari 38,96% per akhir bulan lalu menjadi 38,26%.
Namun, analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra menilai, hingga akhir tahun 2015, kecil peluang investor asing akan kabur dari Indonesia secara masif. Sebab, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia terbilang menarik ketimbang negara berkembang lainnya.
Mengacu laman Asian Bonds Online pada Senin (24/8), yield SUN Indonesia tenor 10 tahun mencapai 8,941%. Untuk instrumen surat utang pemerintah bertenor sama, yield Thailand berkisar 2,64%, yield Vietnam mencapai 7,03%, dan yield Malaysia sebesar 4,34%.
“Oleh karena itu, saya prediksi akhir tahun porsi asing di SBN domestik berkisar 37% - 39%,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News