kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi emas dan saham bisa jadi pilihan di tengah pandemi corona


Senin, 02 November 2020 / 16:02 WIB
Investasi emas dan saham bisa jadi pilihan di tengah pandemi corona
ILUSTRASI. Selama masa pandemi hingga Oktober, imbal hasil emas jadi yang paling tinggi bertumbuh.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kasus Covid-19 masih terus meningkat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selama masa pandemi hingga Oktober, imbal hasil emas jadi yang paling tinggi bertumbuh. Lantas bagaimana prospek instrumen investasi lainnya? 

Mengutip Bloomberg, hingga akhir Oktober harga emas spot naik 23% secara year to date (ytd). Sementara, emas logam mulia Antam naik 15% ytd. Pertumbuhan kinerja harga emas berbanding terbalik dengan kinerja IHSG yang menurun 19% ytd.

Imas Suryati Sihombing, Direktur PT Xdana Investa Indonesia mengatakan, harga emas jadi yang paling tinggi tumbuh karena logam mulia tersebut jadi instrumen investasi favorit para investor sebagai pelindung nilai aset terhadap inflasi. Di tengah kondisi ekonomi yang belum pasti akibat pandemi, emas juga dianggap sebagai instrumen investasi dengan risiko terkecil dibanding instrumen investasi di pasar uang atau pasar modal. 

"Emas juga mudah dicarikan, nilai emas cenderung terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kondisi pandemi yang menekan perekonomian," kata Imas, Senin (2/11). Tidak heran permintaan emas terus meningkat dan menyebabkan harga ikut merangkak naik. 

Baca Juga: Harga emas spot naik 0,4% ke US$ 1.884,98 per ons troi jelang sore hari ini

Sementara, investasi di pasar modal masih terpuruk di sepanjang tahun ini. Sentimen negatif mulai menekan ketika kasus skandal korupsi yang melibatkan banyak institusi keuangan di pasar modal terbongkar. 

Selain itu, kasus pandemi yang jumlahnya terus melonjak serta penanganan pandemi yang belum dinilai positif.  Tidak heran IHSG tertekan dan mengalami panic selling di Maret lalu. 

Sementara, kebijakan omnibus law yang direspons positif pelaku pasar di satu sisi masih menuai banyak protes. Namun, sejumlah upaya telah pemerintah lakukan untuk kembali menggairahkan pasar, salah satunya pemberian stimulus pajak dan pemberian bantuan sosial. 

Baca Juga: IHSG turun 0,26% pada Senin (2/11), investor asing mencetak net sell besar

Di 2021 Imas memproyeksikan pasar saham berpotensi tumbuh positif sejalan dengan upaya pemerintah untuk fokus mengendalikan kasus Covid-19, termasuk pengadaan vaksin. "Seperti yang disampaikan Sri Mulyani pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan membaik di tahun depan pada kisaran 4%-5%," kata Imas. 

Bagi investor yang tertarik berinvestasi di saham, Imas menyarankan perlu menyesuaikan dengan tujuan investasi. Selain itu, investor juga harus cermat dalam memilih sektor saham yang berpotensi tumbuh untuk jangka panjang. 

"Investor dapat melakukan analisa fundamental di sektor atau saham yang akan dipilih agar bisa melihat dan menilai prospek bisnis perusahaan melalui analisa laporan kinerja keuangan," kata Imas. 

Selain emas dan saham, Imas menilai di tengah kondisi saat ini, aset obligasi jadi tepat dipilih terutama obligasi pemerintah. Alasannya posisi yield yang ditawarkan sangat menarik. 

Baca Juga: OJK: Ada opsi pembatasan segmen nasabah produk asuransi berbalut investasi (PAYDI)

Sementara itu, berinvestasi di valuta asing juga bisa menjadi pilihan saat kondisi ekonomi tidak menentu akibat pandemi. Imas menilai valuta asing terkhusus dollar AS bisa dijadikan sebagai aset lindung nilai terhadap depresiasi mata uang domestik. "Potensi cuan pada transaksi mata uang global pun terbuka lebar," kata Imas. 

Hanya saja, investor harus menyadari instrumen valas memiliki volatilitas dan risiko yang tinggi. Amannya, pemilihan valas dan strategi investasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan profil investor. 

Baca Juga: Emas beri imbal hasil terbesar 10 bulan terakhir, investasi saham paling buntung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×