kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.326   13,00   0,08%
  • IDX 7.198   -0,51   -0,01%
  • KOMPAS100 1.049   -2,11   -0,20%
  • LQ45 817   -0,98   -0,12%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 427   -1,09   -0,25%
  • IDXHIDIV20 508   -0,16   -0,03%
  • IDX80 118   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 120   -0,19   -0,16%
  • IDXQ30 139   -0,37   -0,26%

Suku Bunga Dipangkas, Daya Tarik Obligasi Domestik Dipertanyakan


Senin, 26 Mei 2025 / 16:56 WIB
Suku Bunga Dipangkas, Daya Tarik Obligasi Domestik Dipertanyakan
ILUSTRASI. Penawaran SBN Ritel - Suasana di Treasury Bank Negara Indonesia, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Pemerintah kembali membuka penawaran instrumen investasi berbasis syariah melalui penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR022 mulai 16 Mei 2025 hingga 18 Juni 2025. SBN ritel ketiga tahun ini tersebut ditawarkan dengan dua pilihan tenor yakni SR022T3 untuk jangka waktu 3 tahun dan SR022T5 untuk jangka waktu 5 tahun. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/05/2025


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja obligasi domestik tetap dipandang positif. Kendati, sebarannya dengan surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) semakin menyempit. 

Yield US Treasury 10 tahun bertengger di level 4,5%. Sementara surat berharga negara (SBN) mencatatkan imbal hasil 6,8% atau melandai seiring dengan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pekan lalu. 

Adapun BI memutuskan untuk memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21 Mei 2025. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, meskipun kebijakan ini menyokong kenaikan harga obligasi melalui penurunan yield. Namun, penurunan imbal hasil juga dapat mengurangi daya tarik obligasi domestik di mata asing. 

Baca Juga: Tensi Perang Dagang Mereda, Obligasi Diperkirakan Masih Akan Diburu Investor

Menurut Ramdhan, penurunan yield domestik akan semakin mempersempit sebaran dengan yield US Treasury. Alhasil, asing berpotensi bawa kabar dana dari domestik karena cenderung menginginkan imbal hasil yang tinggi. 

“Saat ini sebarannya sekitar 100 - 150 bps untuk instrumen yang sama. Angka ini memang mengindikasikan bahwa bagi sebagian asing, yield yang ditawarkan jadi kurang menarik,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (26/5). 

Meski begitu, Ramdhan tetap menaruh optimismenya pada prospek pasar obligasi ke depan. “Sejauh ini dari sisi likuiditas maupun ketahanan masih aman yang cukup potensial.  Sehingga ini akan menambah kepercayaan diri dari investor,” terang Ahmad. 

Baca Juga: Prospek Obligasi Korporasi Dipengaruhi Sentimen Pasar

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy bilang, jika sebarannya semakin kecil, maka surat utang maupun kurs rupiah berpotensi akan kehilangan daya tarik. 

“Wajahnya, selisih sebaran yield SBN 10 tahun dan US Treasury 10 tahun sama dengan selisih wajar suku bunga BI dan suku bunga Federal Reserve (Fed) ditambah maturity risk atau sekitar 2,5%,” jelas Budi kepada Kontan.co.id, Senin (26/5).

Baca Juga: Obligasi Pemerintah Tetap Menarik di Tengah Penurunan Suku Bunga BI, Ini Pendorongnya

Selanjutnya: Menteri PU Minta Tolong Erick Thohir Buat Bangun Protipe Dapur MBG

Menarik Dibaca: IHSG Ditutup Dengan Penurunan 0,36%, Ini Saham LQ45 yang Paling Melemah (26/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×