kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.509   -9,00   -0,05%
  • IDX 6.849   20,80   0,30%
  • KOMPAS100 990   1,73   0,17%
  • LQ45 765   0,95   0,12%
  • ISSI 219   0,89   0,41%
  • IDX30 397   1,09   0,28%
  • IDXHIDIV20 466   -0,22   -0,05%
  • IDX80 112   0,26   0,24%
  • IDXV30 115   0,82   0,72%
  • IDXQ30 129   0,07   0,06%

Intip Strategi Investasi di Pekan Depan, Ada Libur Waisak


Jumat, 09 Mei 2025 / 07:33 WIB
Intip Strategi Investasi di Pekan Depan, Ada Libur Waisak
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi dan strategi investasi yang bisa dilirik untuk pekan depan yang pendek karena ada libur Waisak


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) libur dua hari di pekan depan. Pada pekan pendek tersebut, pasar saham hanya tersisa tiga hari perdagangan, yakni Rabu (14/5), Kamis (15/5) dan Jumat (16/5).

Seperti diketahui, bursa libur dua hari memperingati Hari Raya Waisak 2569 Buddhist Era (BE) dan cuti bersama Hari Raya Waisak 2569 BE.

Menjelang pekan pendek ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah berbalik melemah di perdagangan Kamis (8/5), setelah menguat 8 hari perdagangan berturut-turut. IHSG anjlok 1,42% ke posisi 6.827 pada hari ini.

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan bahwa menjelang libur bursa pada 12 Mei-13 Mei 2025, investor lokal perlu mengantisipasi kondisi pasar yang minim katalis domestik namun tetap rentan terimbas sentimen global.

Perdagangan yang berlangsung pendek ini bertepatan dengan periode krusial di pasar keuangan global, seperti negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, potensi reaksi pasar terhadap hasil FOMC serta data inflasi AS.

Baca Juga: Pendaftaraan Liquidity Provider Saham Dibuka, Ini Kata Sejumlah Anggota Bursa

Dalam situasi ini, Felix merekomendasikan strategi defensif bagi investor. Salah satu caranya adalah mengurangi eksposur pada saham yang volatil atau sensitif terhadap arus modal asing, seperti sektor teknologi dan komoditas siklikal. Sebaliknya, ia menyarankan fokus pada sektor defensif seperti consumer staples, perbankan besar dengan valuasi wajar, serta saham infrastruktur yang memiliki prospek stabil.

Bagi investor jangka pendek atau trader harian, Felix menyarankan untuk fokus pada saham likuid dengan katalis jangka pendek dan pola teknikal yang masih sehat. Saham perbankan besar, yang sempat tertahan kenaikannya, memiliki potensi rebound pasca libur jika arus asing kembali positif. 

Secara teknikal, IHSG saat ini berada di atas support penting di kisaran 6.700–6.800, dengan potensi menguji resistance di 6.920 hingga 7.000, tergantung dari perkembangan sentimen eksternal dan kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed. 

"Namun, jika tekanan global muncul selama libur, dari hasil negosiasi dagang AS–China atau lonjakan yield obligasi AS maka koreksi setelah libur tidak bisa dikesampingkan," kata Felix kepada Kontan, Kamis (8/5).

Selain itu, Felix menekankan pentingnya memantau pergerakan rupiah dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sebagai indikator sentimen pasar terhadap ketahanan ekonomi domestik. Meskipun inflasi April yang lebih rendah dari ekspektasi memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama menjadi sinyal yang perlu diwaspadai.

Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan bergerak di rentang 6.765–6.950. Jika sentimen positif pasca-libur berlanjut, pengujian ulang level 7.000 mungkin terjadi. 

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Perdagangan Hari Ini (9/5)

Adapun bagi investor jangka panjang disarankan tetap fokus pada saham dengan fundamental kuat, arus kas positif, dan kemampuan bertahan di tengah ketidakpastian global. Strategi averaging up secara bertahap dapat diterapkan sambil menjaga likuiditas untuk mengantisipasi potensi koreksi setelah libur.

Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus berharap negosiasi antara AS dengan China bisa melunak pada pekan depan. Sebab, saat ini kedua negara tengah memberlakukan tarif tinggi bahkan melebihi 100%.

"Jika tarif tersebut dapat dikurangi, hal ini berpotensi menjadi kabar baik, terutama bagi Indonesia," ucap Angga kepada Kontan, Kamis (8/5).

Menurut Angga, penurunan tarif akan membantu mencegah kontraksi perdagangan yang lebih dalam, yang mungkin terjadi jika tarif tetap tinggi. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia, kondisi ekonomi China memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian global, terutama negara-negara di kawasan Asia.

Melihat situasi ini, Angga memproyeksikan bahwa pergerakan IHSG akan berada di rentang level 6.788-7.000 dalam jangka pendek.

 

Angga merekomendasikan aksi beli saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan area akumulasi di kisaran Rp 4.600–Rp 4.700 per saham, level stop loss di bawah Rp 4.570, dan target harga di Rp 5.200 per saham.

Selain itu, Angga juga menyarankan untuk mengakumulasi saham ACES dengan harga entry Rp 535, menetapkan stop loss di bawah Rp 500, dan target harga di level Rp 590 per saham.

Selanjutnya: Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Menarik Dibaca: Promo Ojol Yoshinoya Makan Bareng Lebih Hemat dan Praktis, Banjir Diskon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×