Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang pandangan positif dengan waspada untuk pasar modal tahun depan, terutama di tengah gelaran pemilihan umum (pemilu) serentak pada 2024.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan secara historis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan selama periode pemilu.
Pada gelaran pemilu 2004, IHSG tumbuh 44,56% secara tahunan atau Year on Year (YoY). Lalu IHSG melesat 88,98% secara tahunan pada 2009.
Kemudian IHSG mengalami peningkatan 22,29% YoY pada 2014. Namun pertumbuhan menyusut pada gelaran pemilu 2019, kala itu IHSG hanya tumbuh 1,70% YoY.
Iman berharap pada tahun politik mendatang kinerja para emiten bisa bertumbuh, terutama perusahaan yang berasal dari sektor konsumsi, komunikasi dan perbankan.
Baca Juga: IHSG Turun 0,36% ke 7.277,48 pada Sesi I Jumat (29/12), ADRO, TPIA, BUKA Top Losers
"Ini ditopang oleh kenaikan tingkat konsumsi yang didorong oleh pengeluaran dari calon presiden maupun calon legislatif yang meningkat," tutur dia dalam konferensi pers, Jumat (29/12).
Di sisi lain, net buy asing juga mengalami pertumbuhan. Misalnya pada pemilu 2009, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 13,29 triliun.
Angka itu terus meningkat pada 2014 yang mencetak net buy Rp 42,60 triliun. Terakhir pada 2019, nilai beli bersih asing mencapai Rp 49,20 triliun.
Memang sampai dengan Kamis (28/12), investor asing masih mencatatkan net sell Rp 7,06 triliun. Namun Iman optimistis masih ada peluang asing untuk mencetak net buy lagi.
"Memang sekarang masih net sell, tetapi kalau dibandingkan transaksi obligasi pasar modal Indonesia masih mengalami pertumbuhan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News