kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (21/8)


Minggu, 20 Agustus 2023 / 18:54 WIB
Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (21/8)
ILUSTRASI. Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Reporter: Recha Dermawan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 40,62 poin atau 0,59% ke 6.859,91 pada akhir perdagangan Jumat (18/8). IHSG juga melemah 0,48% pekan lalu.

Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas mengatakan pada sepekan ke depan katalis RDG Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG. 

Meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08%, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75% pada pertemuan RDG Agustus mendatang. Suku bunga sebesar 5,75% ini telah berlangsung sejak Januari 2023.

Pertimbangan suku bunga yang masih di level tersebut, yaitu untuk menjaga inflasi dalam target 2%-4% hingga akhir tahun dan meminimalisir depresiasi nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bisa Melampaui Level 7.000 pada Akhir Tahun 2023

El Nino yang berkepanjangan menimbulkan kenaikan harga pangan, sehingga berpotensi mengerek angka inflasi kembali naik.

Sementara itu, nilai tukar rupiah kembali melemah, dimana kurs Jisdor berada di level Rp 15.308 per dolar AS pada akhir pekan lalu atau terdepresiasi -1,26% sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang. 

“Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secara month to date (MtD) investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp 16,8 triliun,” kata Ratih

Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut.

Sektor terdampak dari depresiasi nilai tukar rupiah, di antaranya sektor yang berbasis impor (komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor), emiten dengan bahan baku impor dan memiliki global bond. 

Adapun sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi. Pekan depan (21-25 Agustus 2023) IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam range 6.815-6.910. 

Ia pun merekomendasikan beli INDF di area Rp 7.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 7.275 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 6.900. 

Ia juga merekomendasikan beli MEDC di area Rp1.070 dengan target harga pada resistance di level Rp1.130 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 1.010.

Juga beli ITMG di area Rp28.050 dengan target harga pada resistance di level Rp 29.250 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 27.500.

 

Baca Juga: IHSG Menguat 36,90% Selama Kepemimpinan Jokowi, Cermati Prospeknya Hingga Akhir 2023

Sementara itu Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian memprediksikan IHSG berpotensi melemah dan akan bergerak di kisaran 6828 - 6893. 

Menurutnya sentimen yang ada masih seputar dari AS, di antaranya adalah pidato ketua The Fed di Simposium Tahunan di Jackson Hole yang akan ditunggu2 pasar, diperkirakan masih bernada hawkish

Kemudian ada RDG Bank Indonesia yang diperkirakan akan menahan suku bunga acuan.

Menurut Fajar, saham sektor konsumer dan kesehatan layak dilirik dengan strategi buy on weakness dengan saham saham yang sudah undervalued.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×