kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Volume Penjualan Naik Tipis, Intip Prospek Saham Sektor Semen


Minggu, 08 September 2024 / 19:18 WIB
Volume Penjualan Naik Tipis, Intip Prospek Saham Sektor Semen
ILUSTRASI. Prospek sektor semen dipandang cukup positif di semester II 2024.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor semen dipandang cukup positif di semester II 2024. Kinerja positif pada Juli diproyeksikan akan berlanjut.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry memaparkan, volume penjualan industri tumbuh 14,1% secara bulanan (MoM) di Juli 2024, didorong oleh penjualan di Jawa Barat, Sumatra, dan Jawa Tengah. Hal tersebut juga tercermin pada kinerja MoM oleh SMGR dengan pertumbuhan 11% MoMĀ  dan INTP 23% MoM.

Secara basis tahunan (YoY), volume penjualan industri pada Juli 2024 tumbuh 3,8% YoY, sementara basis kinerja dari awal tahun hingga Juli 2024 tumbuh 2,5% YoY. Segmen curah menjadi pendorong utama pertumbuhan, sebesar 15% YoY, sementara volume semen kantong turun 0,9% YoY.

Dari emiten, volume penjualan SMGR pada Juli 2024 turun 2% YoY, sementara sejak awal tahun turun 6%. Penurunan itu karena adanya gangguan di pasar ekspor akibat konflik Bangladesh di bulan Juli meskipun dilaporkan telah pulih di bulan Agustus.

Baca Juga: Kinerja Emiten BUMN Karya Positif di Semester I, Cek Rekomendasi Analis

Jika menilik dari domestik saja, maka volume SMGR tumbuh 0,9% YoY di Juli 2024. Sementara sejak awal tahun tetap turun, tetapi hanya sebesar 1,1% YoY.

Untuk INTP, volume penjualan di Juli 2024 naik 11% YoY, sementara hingga Juli naik 10% YoY. Nah, volume penjualan SMGR dan INTP di bulan Juli mencapai 52% dari estimasinya.

"Untuk SMGR sedikit di bawah secara musiman, tetapi untuk INTP sejalan," tulisnya dalam riset, Kamis (29/8).

BRI Danareksa sekuritas memperkirakan volume penjualan akan melanjutkan momentum pertumbuhannya di semester II 2024. Hanya saja, ia melihat pemulihan yang lebih lambat di segmen kantong.

Baca Juga: Emiten Semen Susun Strategi Melawan Kelebihan Pasokan

Dari harga, Richard mengamati harga di bulan Juli 2024 sejalan dengan tren pertumbuhan volume yang kuat. Namun untuk bulan Agustus, ia melihat sedikit penurunan rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) untuk SMGR sekitar 2% MoM. Sementara harga kantong INTP diperkirakan tetap stabil.

Di sisi lain, meskipun harga diperkirakan stabil untuk mayoritas merek-merek yang diperdagangkan di bulan Agustus, tetapi pihaknya memandang terdapat risiko yang ditimbulkan oleh merek tier 2 milik SMGR, semen Merdeka. Sebab, harga per kilogram saat ini lebih rendah 8%-10% dibandingkan merek tier 2 INTP, Semen Rajawali. Justru, harga Merdeka lebih mirip dengan merek tier 3 milik INTP, Semen Jempolan.

Sebelumnya, manajemen SMGR menyatakan bahwa Merdeka seharusnya berfungsi sebagai pengganti semua merek tier 2-nya. "Namun dengan harga terbaru, kami khawatir Merdeka dapat menjadi merek tier yang lebih rendah," katanya.

Hal tersebut juga menyiratkan sedikit risiko munculnya kembali perang harga. Meski begitu, Richard menilai perang harga dapat dihindari selama pertumbuhan volume 2024 tetap sejalan, yakni tumbuh 1%-2% YoY.

Baca Juga: Ada Peluang Memburu Saham Murah Berkualitas

"Dilihat dari traksi pertumbuhan volume saat ini, kami masih melihat pertumbuhan volume penjualan sebesar 1%-2% pada 2024 masih dapat dicapai.

Beberapa penyesuaian harga yang diumumkan pada bulan Mei dan Juni 2024 diperkirakan akan berdampak penuh pada kuartal III 2024. Kemudian SMGR dan INTP juga menegaskan tujuannya untuk meningkatkan harga lebih lanjut pada bulan Agustus atau September.

Karenanya, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat netral untuk sektor semen. Pihaknya menegaskan kembali pilihan utamanya untuk INTP dan mempertahankan rating buy dengan target harga Rp 8.800. Sementara untuk SMGR ia mempertahankan peringkat hold dengan target harga Rp 4.100.

Adapun risiko kenaikan untuk rekomendasinya meliputi pemulihan di segmen menengah ke bawah yang dapat mengarah pada penjualan tas yang lebih baik dan harga beli yang lebih tinggi untuk mendorong rasio fighting brand yang lebih rendah terhadap total penjualan. Sementara risiko penurunannya dari mengintensifkan perang harga di antara merek-merek yang bersaing dan masuknya pemain baru.

Selanjutnya: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Besok (9/9) Hujan Lebat di Jakarta Sekitarnya

Menarik Dibaca: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Besok (9/9) Hujan Lebat di Jakarta Sekitarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×