Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor barang konsumer diprediksi mempunyai outlook cerah hingga akhir tahun 2022 dan tahun depan.
Anallis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Aziz menilai kinerja secara top line emiten consumer mencatatkan pertumbuhan, tetapi beberapa emiten consumer mencatatkan penurunan laba.
"Penurunan laba terjadi pada ICBP karena meningkatnya beban keuangan yang cukup signifikan," kata Aziz kepada Kontan.co.id Jumat (2/12).
Tapi, prospek emiten consumer masih menarik karena adanya penurunan harga komoditas. Aziz mengatakan, penurunan harga komoditas inilah salah satu sebab peningkatan prospek emiten barang konsumsi. Penurunan harga komoditas yang menjadi bahan baku emiten barang konsumsi berpotensi mengerek bottom line emiten. Sentimen positif sektor ini juga berasal dari prospek kenaikan upah yang bisa mengerek belanja konsumen.
Baca Juga: Sektor Konsumsi Cerah, Ini Rekomendasi Saham ICBP dan UNVR
Sekadar mengingatkan, pendapatan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meningkat 5% secara tahunan menjadi Rp 31,5 triliun hingga kuartal ketiga 2022. Sedangkan laba bersih UNVR naik 5,3% menjadi Rp 4,6 triliun.
Pendapatan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) meningkat 14,73% secara tahunan menjadi Rp 48,9 triliun. Tapi, laba bersih ICBP turun 33,46% menjadi Rp 3,3 triliun.
Sedangkan pada periode Januari-September 2022, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengantongi penjualan sebesar Rp 22,23 triliun atau tumbuh 11,87% secara tahunan. Laba laba bersih MYOR naik 10,92% secara tahunan menjadi Rp 1,08 triliun.
"Secara year to date (YtD) ICBP, MYOR, dan UNVR return sahamnya masing-masing sebesar 17,24%, 24,51%, 14,60%," ujarnya.
Baca Juga: Bila Tak Ada Resesi Global, OJK Optimistis Kredit Perbankan Lanjut Tumbuh di 2023
Aziz memperkirakan, ICBP berpotensi meraup pendapatan sebesar Rp 65,12 triliun tahun ini dan Rp 71,92 triliun tahun depan. Sedangkan laba bersih ICBP tahun ini dan tahun depan diperkirakan Rp 5,69 triliun dan Rp 7,53 triliun.
Aziz memperkirakan pendapatan MYOR tahun 2022 dan 2023 masing-masing Rp 30,5 triliun dan Rp 33,7 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan Rp 1,36 triliun untuk tahun ini dan Rp 2,10 triliun tahun depan.
Sementara Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, prospek kinerja emiten barang konsumsi didukung oleh peningkatan mobilitas penduduk dan fundamental perekonomian Indonesia yang solid, tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang berada di atas ekspektasi.
Selain itu, inflasi di AS sudah turun menjadi 7,7%. Tapi, penurunan itu masih jauh dari target the Fed di kisaran 4%. Selain kebijakan moneter the Fed, faktor geopolitik juga cukup mempengaruhi sektor konsumer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News