Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor barang konsumer masih memiliki prospek cerah. Tahun depan, emiten consumer akan tetap mencatatkan kinerja yang solid, salah satunya didorong oleh Pemilu 2024.
"Selain itu, kita masih memantau sejumlah harga bahan baku, seperti gandum yang sudah turun," kata Pebe kepada Kontan.co.id, Jumat (2/12).
Pebe mengatakan, penurunan harga komoditas seperti harga gandum dan minyak sawit mentah akan berdampak positif terhadap emiten barang konsumsi pokok.
Dari beberapa emiten consumer yang ada di dalam cakupan analisis Samuel Sekuritas, Pebe menilai PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan mendapat keuntungan besar dari penurunan harga komoditas.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,02% Pada Jumat (2/12), GOTO, BBCA, BBNI Paling Banyak Net Sell Asing
Hal ini mengingat 40%-45% cost of goods sold (CoGS) segmen utama ICBP, yakni mi instan, berasal dari gandum dan minyak goreng. Sementara sekitar 15% CoGS UNVR berasal dari minyak (minyak mentah dan minyak goreng).
"Kinerja emiten konsumer secara akumulatif di sepanjang Januari-September 2022, kami lihat cukup baik. UNVR mencatatkan pertumbuhan single digit," Tuturnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/12).
UNVR mencatatkan pendapatan sebesar Rp 31,5 triliun atau tumbuh 5,0% year-on-year (YoY) dengan laba bersih sebesar Rp 4,6 triliun atau naik 5,3% YoY per kuartal ketiga 2022.
Sementara, ICBP membukukan penurunan laba bersih 33,46% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,3 triliun dan penjualan naik menjadi Rp 48,9 triliun atau tumbuh 14,73% YoY.
Baca Juga: Sejumlah Indeks ESG Dikocok, Begini Efeknya Ke Saham Yang Masuk dan Keluar
Pebe mempertahankan rating overweight untuk sektor consumer staples dan merekomendasikan beli untuk saham ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham. Dia menurunkan rekomendasi saham UNVR menjadi hold dari sebelumnya buy dengan target harga di Rp 5.200 per saham.
Di antara semua emiten tersebut, Pebe memilih menjadikan ICBP sebagai top picks karena memiliki pricing power yang kuat terutama di segmen utamanya mi instan dengan pangsa pasar lebih dari 70% penjualan nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News