Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Menemani aktivitas anda di akhir pekan ini, kami menyuguhkan empat berita bursa saham (halaman 3) Harian KONTAN edisi Sabtu 7 Februari 2015. Berikut ini ringkasannya.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membidik pendapatan di luar pendapatan konstruksi senilai Rp 8 triliun pada tahun ini. Proyeksi itu naik 11% dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,2 triliun.
Direktur Keuangan JSMR Reynaldi Hermansjah optimistis target itu tercapai. Ini lantaran sejumlah ruas tol yang digarap JSMR mulai beroperasi tahun ini. “Ruas tol baru tersebut ada di Jawa Timur,” ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Jumat (6/2).
JSMR akan mengoperasikan tiga ruas tol baru di Jawa timur, yaitu ruas Gempol-Pandaan sepanjang 15 kilometer, ruas Gempol-Rembang sepanjang 13,9 km dan ruas tol Surabaya-Mojokerto seksi IV (Krian-Mojokerto) sepanjang 18,5 km.
Operator jalan tol pelat merah ini juga akan mengoperasikan ruas Kejapanan-Gempol sepanjang 3 km. Ruas ini merupakan relokasi ruas Porong-Gempol yang sebelumnya rusak akibat musibah lumpur Sidoarjo.
Keempat ruas tol itu merupakan bagian dari pengembangan sembilan ruas jalan tol sepanjang 53 km yang ditargetkan rampung pada 2016.
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN)
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) mengklaim telah terhindar dari default atau gagal bayar atas utang perbankan. Pemilik BORN, Samin Tan telah membayar utang sebesar US$ 200 juta kepada Standard Chartered (Stanchart).
Pembayaran itu merupakan bagian dari plafon utang BORN ke Stanchart yang mencapai US$ 1 miliar."Jadi tidak ada gagal bayar apapun," ujar Ken Allan, Direktur Keuangan BORN, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/2).
Menurutnya, Stanchart telah sepakat di tahun lalu untuk mempermudah pesyaratan dan memperpanjang tenor pinjaman. Allan mengklaim, emiten produsen batubara itu memiliki hubungan baik dengan krediturnya.
Tahun lalu, BORN sudah membayar setengah nilai pokok utang ke Raiffeisen Bank sebesar US$ 112 juta. BORN juga telah membayar utang Stanchart sekitar US$ 87 juta yang berasal dari dividen Asia Resources Mineral Pls (ARMS).
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual alias private placement 8% atau 92,8 juta unit sahamnya di PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Dari aksi tersebut, LPKR meraup dana sebesar Rp 1,14 triliun.
LPKR melego saham SILO di harga Rp 12.250 per saham. Harga itu terdiskon 8,2%, dari harga penutupan Kamis (5/2) senilai Rp 13.350 per saham.
Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaja menyatakan, LPKR akan memakai dana tersebut untuk ekspansi bisnis rumahsakit. "Juga untuk bisnis properti yang terkait dengan rumahsakit," kata Ketut, dalam keterangan resminya, Jumat (6/2).
LPKR menjual saham SILO melalui dua anak usahanya, yakni PT Kalimaya Pundi Bumi dan PT Safira Prima Utama. Credit Suisse bertindak sebagai bookrunner tunggal untuk LPKR dalam aksi korporasi ini.
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) masih mencatatkan utang cukup tinggi. Tahun ini, utang jatuh tempo SUPR dalam valuta asing sekitar US$ 553,4 juta.
Juliawati Gunawan, Sekretaris Perusahaan SUPR, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (6/2), menyebutkan utang SUPR dalam valas berasal dari utang bank luar negeri. Utang tersebut jatuh tempo pada Juni 2015. Selanjutnya, SUPR tidak memiliki utang valas yang jatuh tempo setelah tahun ini.
Sebelumnya, SUPR berencana menurunkan leverage alias rasio utang pasca mengakuisisi menara milik PT XL Axiata, Tbk (EXCL). Nilai transaksi akuisisi menara ini mencapai Rp 5,6 triliun. Manajemen SUPR memperkirakan, rasio utang terhadap EBITDA di akhir 2014 mencapai 4,7 kali atau naik dari kuartal III-2014 sebesar 2,8 kali.
Salah satu cara SUPR menurunkan rasio utang adalah dengan menggelar rights issue dan private placement. Akhir tahun lalu, SUPR menggelar rights issue dengan potensi dana sekitar Rp 2,4 triliun. Perseroan juga mendapat izin private placement senilai Rp 675,35 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News