kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah masalah yang menggelantungi pasar modal


Selasa, 19 Agustus 2014 / 16:50 WIB
Inilah masalah yang menggelantungi pasar modal
ILUSTRASI. Pasokan Elpiji Aman: Pekerja menurunkan tabung berisi LPG ukuran 3Kg di sebuah Agen di Jakarta, Senin (13/6). KONTAN/Baihaki/13/6/2022


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengakui bahwa penetrasi di pasar modal selama ini masih kurang maksimal. Gara-garanya terbentur masalah Infrastruktur pasar modal.

Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi bilang, kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan membuat masyarakat sulit menjangkau pasar modal. "Beda dengan Singapura, Malaysia atau Thailand yang lebih banyak daratan dan tidak seluas wilayah Indonesia," imbuhnya, (19/8).

Oleh sebab itu, KSEI bersama otoritas lain wajib menyempurnakan infrastruktur dalam pasar modal. Tapi, soal infrastruktur bukan merupakan hal yang bisa berdiri sendiri. Infrastruktur wajib disertai dengan sosialisasi yang lebih intens.

Karena pada dasarnya, secara prinsip kesiapan infrastruktur pasar modal lokal sudah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari seluruh perputaran portofolio di pasar modal lokal, sekitar 65% -nya dimiliki oleh asing.

Nah, hal inilah yang mendasari KSEI melakukan kerja sama dengan bank administrator rekening dana nasabah (RDN). KSEI telah melakukan cobranding dengan PT Bank Permata Tbk dan akan melakukan hal serupa dengan PT Bank Mandiri Tbk. Kerja sama ini tidak hanya cobranding yang mencakup akses melalui ATM tetapi juga fasilitas internet dan mobile banking.

Penetrasi perbankan telah jauh lebih besar bila dibandingkan dengan pasar modal. Infrastruktur perbankan pun sudah lebih baik dan merata di seluruh Indonesia. Hal ini yang akan dimanfaatkan oleh KSEI sebagai salah satu self regulatory organization (SRO) untuk pasar modal untuk menambah jumlah investor dan memperdalam pasar dengan memperkuat infrastruktur sekaligus sosialisasinya. "Dengan begitu, diharapkan investor bisa lebih mudah mengakses pasar modal domestik," pungkas Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×