Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih mencatatkan penguatan meski dinilai rentangnya kian menipis. Penguatan masih kental dukungan dari faktor dalam negeri yang positif.
Di pasar spot, Senin (18/7) posisi rupiah terangkat 0,07% ke level Rp 13.087 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah justru terkikis 0,20% di level Rp 13.112 per dollar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, ruang penguatan nilai tukar rupiah cenderung terbatas di tengah pelaku pasar uang yang sedang mencermati Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai amnesti pajak.
"Pelaku pasar yang 'wait and see' terhadap kebijakan amnesti pajak sehingga membuat rupiah hanya cenderung bergerak dalam kisaran terbatas meskipun tercatat menguat," katanya mengutip Antara.
Kendati demikian, lanjut dia, setelah adanya kepastian peraturan amnesti pajak, ruang penguatan rupiah dalam jangka menengah-panjang dapat terbuka lebih kuat dari posisi saat ini.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil dengan kecenderungan menguat akan turut menjaga fluktuasi rupiah di area positif.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (18/7) sore ini, berada di level 40,24 dollar AS per barel, naik 0,04 %. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 47,69 dollar AS per barel, menguat 0,17 %.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menambahkan bahwa secara teknikal, fluktuasi rupiah yang berada dalam kisaran terbatas mengindikasikan mata uang domestik itu sedang berada dalam area konsolidasi.
"Indikator rupiah masih membuka peluang untuk menguat dalam jangka pendek. Aliran dana asing yang masih masuk diharapkan dapat menjaga rupiah untuk kembali melanjutkan penguatan lebih tinggi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News