kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ini strategi UNTR saat alat berat sepi peminat


Kamis, 13 Februari 2014 / 19:01 WIB
Ini strategi UNTR saat alat berat sepi peminat
ILUSTRASI. Gerai Indosat pada pusat belanja di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) berusaha mengkompensasi dari dampak negatif penurunan permintaan alat berat.

Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengatakan, salah satu cara yang dilakukan adalah memacu bisnis purna jual, terutama dalam hal perawatan alat berat.

Secara spesifik, UNTR ingin mempertahankan porsi kontribusi bisnis purnal jual sebesar 35% dari total pendapatan alat berat.

Ini didasarkan pada kontribusi layanan purna jual di kuartal III 2013 yang mencapai 35% dari pendapatan alat berat UNTR senilai Rp 12,2 triliun.

Strategi memacu bisnis penjualan dirasa paling logis di tengah terpuruknya distribusi alat berat. "Meski pembeli tidak terlalu agresif membeli alat berat baru, mereka butuh perawatan alat berat yang ada," kata Sara di Jakarta, Kamis (13/2).

Di sisi lain, UNTR berharap meraih pertumbuhan meski dalam jumlah tipis dalam penjualan alat berat. Tahun ini, UNTR menargetkan bisa menjual 4.500 unit alat berat, atau naik 7,1% dari realisasi 2013 yang sebanyak 4.203 unit.

Sara bilang, kenaikan ini akan lebih banyak ditopang penjualan ke sektor non-tambang, yakni agribisnis, konstruksi dan kehutanan. UNTR meyakini permintaan alat berat dari sektor non-tambang bisa terus menanjak di tahun ini.

Problemnya, alat berat yang diserap sektor non-tambang biasanya memang berukuran kecil-menengah. Ini berbeda dengan sektor batubara yang lebih membutuhkan alat berat berskala besar.

"Karena itu, kontribusi sektor batubara tetap mayoritas sekitar 40%-45% dari total pendapatan alat berat UNTR," jelas Sara. Tahun lalu, kontribusi sektor batubara tercatat 43% dari total penjualan UNTR.

Bandingkan dengan kontribusi sektor batubara di 2012 yang menyerap hingga 54% total penjualan UNTR. Untungnya, penjualan alat berat ke tiga sektor lainnya masih bisa naik. Penjualan ke sektor konstruksi misalnya di tahun lalu mencapai 23% dari total UNTR.

Ini jauh lebih tinggi dari kontribusi sektor konstruksi di 2012 yang baru 16% dari total penjualan UNTR. Pun demikian dengan sektor agribisnis dan kehutanan yang di tahun lalu menyerap 26% dan 8% dari total penjualan "Komatsu".

Di tahun sebelumnya, kontribusi dua sektor itu masing-masing baru mencapai 25% dan 5% dari total penjualan UNTR. Dengan pencapaian negatif di 2013, UNTR tidak mau menetapkan target terlalu muluk di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×