Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musibah tsunami yang menimpa Selat Sunda pada Sabtu (22/12) tak hanya menyisakan duka namun turut memberikan dampak bagi aktivitas sejumlah emiten yang memiliki aset di kawasan Anyer dan Lampung.
Sebut saja PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) misalnya, memiliki aset maupun properti yang rusak dan kerugian diperkirakan mencapai Rp 150 miliar.
Berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, KIJA telah mengasuransikan sejumlah aset yang mengalami kerusakan di daerah Tanjung Lesung.
Selain itu ada juga PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) yang memiliki hotel dan taman rekreasi di Kalianda namun tidak mengalami kerusakan yang signifikan.
Sementara itu, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) justru tak terdampak dengan bencana tsunami lantaran lokasinya agak jauh dari sumber bencana.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, pergerakan saham dan sentimen belum tentu sejalan. "Contohnya saat gempa di Palu kemarin, saham AMRT ternyata tetap naik. Begitupun juga dengan yang sekarang tentu ada yang menguat dan kemungkinan tidak terpengaruh oleh musibah ini. Sebab kalau terpengaruh, idealnya harga sahamnya turun hari ini juga," paparnya, hari ini(26/12).
William memprediksi kinerja sejumlah emiten yang terdampak tsunami diperkirakan masih melemah akibat kerugian dari kerusakan akibat tsunami ini. "Bisa lebih berat lagi kecuali emiten sudah ada persiapan pengganti kerugian ini seperti proyek baru atau ekspansi yang sudah berjalan," lanjutnya.
Dari sisi saham, William bilang dua saham yang boleh dikoleksi yaitu saham KIJA dan TPIA dengan target harga untuk jangka pendek masing-masing di level Rp 270 per saham dan Rp 6.000 per saham. "Yang lain secara teknikal kurang menarik," pungkasnya.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra malah melihat saham emiten ELTY dan KIJA masuk dalam kategori saham gocap. "Jadi tidak ada pengaruhnya sama sekali," imbuhnya.
Aditya juga bilang, kinerja pendapatan operasional belum juga ada perbaikan. "Belum ada aktivitas operasional yang mendukung pendapatan sustain ke depannya sehingga cukup sulit dan berisiko bagi investor," lanjutnya.
Ia juga menambahkan saham seperti ini cukup sulit untuk naik sulit dan apalagi kalau sering reverse stock sehingga bisa merugikan investor. "KIJA sebaiknya wait and see. Sedangkan ELTY tidak usah dilirik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News