Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) akhirnya menerbitkan sekuritas perpetual senilai RP 1,17 triliun pada 8 Maret 2019 lalu. Dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis efeknya akan terasa pada kuartal I tahun 2019 ini dan ekuitas akan menjadi positif.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, penambanhan sekuritas perpetual ini hanya akan membantu sisi likuiditas jangka pendek saja. "Jadi secara organic growth dan sisi kesehatan sejauh ini CMPP masih cukup tertekan," terangnya pada Rabu (13/3).
Namun kalau dilihat dari sisi prospek, Aditya bilang sebenarnya ada beberapa sentimen positif bagi kinerja CMPP ke depan seperti penurunan harga avtur, frekuensi penerbangan ke daerah tujuan seperti Denpasar yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.
"Kemudian penambahan frekuensi penerbangan dengan penambahan jumlah pesawat akan cukup membantu sales traffic CMPP. Namun hal ini masih terlalu dini, kita harus melihat kinerja aktual di kuartal I tahun ini dulu," jelas dia.
Aditya pun melanjutkan bahwa dampak lepasnya Traveloka dari tangan CMPP sebenarnya tak akan berpengaruh secara signifikan atau relatif minim bagi kinerja CMPP.
"Kan CMPP sudah melakukan langkah cepat dengan men-suspend traveloka, jadi meski demikian di beberapa website masih ada dan konsumen juga bisa memesan lewat situs air asia langsung sehingga kinerja AirAsia tetap akan bertumbuh," lanjutnya.
Lalu dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk mengoleksi saham CMPP sejauh harga selalu bergerak di range Rp 200 hingga Rp 270 per saham pada jangka pendek.
"Jika harga bisa berada di atas Rp 246 per saham secara stabil, maka ada peluang mengarah ke level Rp 272 hingga Rp 300 per saham. Jika sebaliknya selalu gagal break di level Rp 246 per saham, maka harga masih akan berkutat di level Rp 210 hingga Rp 240 per saham," lanjutnya.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga berpendapat bahwa upaya CMPP melepas Traveloka akan memberikan pengaruh bagi kinerjanya tapi kecil. "Alasannya karena CMPP tetap punya agen penjual tiket juga. Berkurang satu memang akan berpengaruh karena Traveloka adalah salah satu agen penjual tiket yang paling ramai pengunjung, tapi ke depannya AirAsia bisa gantikan dengan agen penjual baru," katanya.
Ia pun menambahkan bahwa maskapai milik CMPP juga masih ramai penumpang karena harga tiketnya tergolong murah sehingga kehilangan satu agen bukan masalah besar bagi perusahaan penerbangan tersebut.
Dari sisi saham, William merekomendasikan untuk sementara lakukan wait and see atas saham CMPP karena masih ada potensi menurun menuju level Rp 210 per saham.
"Jika setelah itu rebound, maka targetnya untuk jangka menengah berada pada kisaran Rp 240 hingga Rp 300 per saham," pungkas dia. Pada penutupan hari ini, harga saham CMPP naik 6,36% ke level Rp 234 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News