kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Pilihan Saham LQ45 yang Prospektif di Tahun 2023


Kamis, 11 Mei 2023 / 05:25 WIB
Ini Pilihan Saham LQ45 yang Prospektif di Tahun 2023


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten LQ45 telah merilis laporan keuangan untuk kuartal I-2023. Mereka mencatatkan kinerja yang positif selama tiga bulan pertama tahun ini.

Hingga hari ini, mayoritas emiten LQ45 sudah merilis laporan keuangan mereka di kuartal pertama 2023. Secara kinerja, sektor perbankan dan konsumer mencatatkan kinerja yang lebih baik dari sektor lainnya.

Emiten sektor perbankan yang mencatatkan kinerja baik di kuartal I-2023 adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Laba bersih BBNI mencapai Rp 5,22 triliun di kuartal pertama 2023, naik 31,75% dari pencapaian di kuartal I 2022. Sementara, pendapatan bunga dan syariah BBNI mencapai Rp 15,02 triliun, naik dari Rp 12,17 triliun tahun lalu.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham BMRI, UNTR, dan MDKA Untuk Kamis (11/5)

BMRI membukukan laba bersih konsolidasi mencapai Rp 12,56 triliun di kuartal I 2023, naik sekitar 25,3% YoY dari Rp 10,03 triliun. Sementara, total pendapatan bunga dan syariah BMRI di kuartal I 2023 mencapai Rp 31,39 triliun di kuartal I 2023, naik dari Rp 25,90 triliun.

Laba dari operasi yang dilanjutkan BBCA di kuartal I 2023 sebesar Rp 11,5 triliun, naik 43% dari kuartal I 2022 yang sebesar Rp 8,06 triliun. Sementara pendapatan bunga BBCA di kuartal I 2023 sebesar Rp 21,02 triliun, naik dari periode sebelumnya sebesar Rp 16,4 triliun.

Di sisi lain, kinerja emiten di sektor konsumer mengalami peningkatan di kuartal I 2023, meskipun pergerakan sahamnya masih berada di zona merah.

Baca Juga: Nasdaq Memimpin Kenaikan Wall Street Setelah Inflasi AS Menunjukkan Perlambatan

Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih 63,27% YoY menjadi Rp 3,84 triliun dari Rp 2,35 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar Rp 19,14 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 17,18 triliun. Laba ICBP juga naik dari Rp 2,26 triliun di kuartal I 2022, menjadi Rp 4,32 triliun di kuartal I 2023.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, kinerja indeks LQ45 di tahun 2023 diprediksi baik, mengingat sektor perbankan memiliki market caps yang besar, sehingga kinerja indeks secara keseluruhan dapat terdorong.

“Prospeknya sangat baik, mengingat keberhasilan emiten yang mencatatkan kinerja yang cemerlang di kuartal I 2023 ini,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (10/5).

Baca Juga: Diselimuti Sentimen Positif, IHSG Masih Menawan Bagi Investor Asing

Nafan melihat, kinerja positif emiten-emiten di tahun 2023 berpotensi akan bertahan hingga akhir tahun 2023, selama mereka terus menerapkan good corporate governance dengan efektif.

Selain itu, momentum pemulihan ekonomi di tahun 2023 juga sangat dimanfaatkan oleh para emiten untuk makin meningkatkan pertumbuhan kinerja yang lebih baik, terutama di sektor perbankan dan konsumer.

“Prospek perekonomian Indonesia di tahun 2023 juga masih positif, karena kinerja makro ekonomi domestik yang masih solid, sehingga mendorong kinerja emiten secara keseluruhan,” ungkapnya.

Menurut Nafan, emiten-emiten di indeks LQ45 yang masih memiliki kinerja kurang baik pada kuartal I 2023 juga masih memiliki kesempatan untuk memulihkan kinerja di kuartal II 2023.

Baca Juga: IHSG Menguat Lagi, Cermati Rekomendasi Saham Untuk Kamis (11/5)

Caranya dengan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan mobilitas penduduk, khususnya saat bulan Ramadan dan Lebaran 2023 ini.

“Tingkat mobilitas penduduk yang makin intens membuat daya beli masyarakat juga makin kuat. Jika para emiten gagal memanfaatkan momentum ini, akan sulit mengejar pertumbuhan hingga akhir tahun 2023,” tuturnya.

Nafan melihat, semua sektor emiten memiliki peluang tumbuh yang sama. Tetapi sektor perbankan dan konsumer memiliki kesempatan untuk berkinerja lebih baik dari sektor lainnya.

Selain karena adanya pemulihan ekonomi dan mobilitas penduduk, ada harapan bahwa status pandemi Covid-19 akan segera digantikan menjadi endemi.

Pergantian status pandemi menjadi endemi itu, kata Nafan, akan mempengaruhi permintaan domestik menjadi relatif lebih solid. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 diproyeksikan akan ditopang oleh permintaan domestik.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.811 Hari Ini (10/5), GOTO, ASII, UNVR Paling Banyak Net Buy Asing

“Pemilu 2024 juga akan memberikan dampak positif terhadap permintaan domestik. Belum lagi, mobilitas penduduk juga makin intens dalan kegiatan yang berkaitan dengan kampanye,” tuturnya.

Untuk sektor perbankan, Nafan pun merekomendasikan trading buy untuk BBCA dengan target harga Rp 10.100 per saham, serta buy untuk BBNI, BBRI, dan BBRI dengan target harga masing-masing Rp 12.500 per saham, Rp 6.100 per saham, dan Rp 6.300 per saham.

Untuk sektor konsumer, Nafan merekomendasikan trading buy untuk ICBP dengan target harga Rp 12.100 per saham.

Nafan juga merekomendasikan trading buy untuk beberapa emiten dari sektor lain, seperti ADRO dengan target harga Rp 3.340 per saham, AMRT dengan target harga Rp 3.200 per saham, dan EMTK dengan target harga Rp 815 per saham.

Lalu, EXCL dengan target harga Rp 2.300 per saham, KLBF dengan target harga Rp 2.400 per saham, TBIG dengan target harga Rp 2.450 per saham, TLKM dengan target harga Rp 4.600 per saham, dan TOWR dengan target harga Rp 1.080 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×