CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ini Emiten yang Diuntungkan dan Dirugikan dari Kenaikan Harga BBM


Senin, 05 September 2022 / 19:19 WIB
Ini Emiten yang Diuntungkan dan Dirugikan dari Kenaikan Harga BBM
ILUSTRASI. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai akan membawa dampak negatif maupun positif terhadap sejumlah sektor.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai akan membawa dampak negatif terhadap sejumlah sektor. Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, emiten di sektor transportasi, manufaktur, dan consumer good akan dirugikan dari kenaikan harga bahan bakar minyak.

Hal ini terkait naiknya harga atau ongkos produksi. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga ikut menurun.

Lebih lanjut, kenaikan harga BBM diyakini akan mengerek inflasi. Kemudian, inflasi akan memicu bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Hal ini membuat likuiditas dan daya beli di masyarakat cenderung menurun.

“Harapannya saat ini subsidi dan bantuan tunai tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi yang ada,  dengan demikian kenaikan harga tadi dapat diserap oleh masyarakat,” terang Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (5/9).  

Baca Juga: Kinerja Adi Sarana Armada (ASSA) Dibayangi Tekanan Kenaikan Harga BBM

Investor terutama akan mencermati laporan keuangan emiten pada periode kuartal ketiga untuk melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap profitabilitas perusahan. Dus, di tengah kenaikan harga BBM, investor bisa mencermati saham sektor komoditas yang  masih sangat menguntungkan. 
“Demikian juga dengan sektor telekomunikasi dan keuangan,” jelas Wawan.

Sementara itu, Analis Verdhana Sekuritas Jupriadi Tan menilai, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) seharusnya diuntungkan secara tidak langsung dari kenaikan harga bahan bakar. 

Sebab, bisnis ritel bensin yang dimiliki AKRA mendapatkan keuntungan dari selisih harga dengan pertalite Pertamina (bahan bakar bensin RON 90) yang semakin menyempit.

Lebih lanjut, perdagangan & distribusi AKRA akan berjalan dengan baik mengingat infrastruktur yang kuat yang dimiliki AKRA sejalan dengan peningkatan volume distribusi dan harga jual.

Harga RON 92 (Pertamax) yang dinaikkan menjadi Rp 14.500 per liter membuat harga Pertamax mendekati harga keekonomian dan harga pasar yang dikenakan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) BP AKR yang dimiliki oleh AKRA.

“Ini akan mempersempit selisih BBM BP 92/BP 95 yang dijual di SPBU BP AKR dan membuat kompetitif bagi para pelaku industri,” terang Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu kepada Kontan.co.id, Senin (5/9).

Baca Juga: Kuota Pertalite Akan Ditambah Jadi 29 Juta Kilo Liter, Solar Jadi 17 Juta Kilo Liter

Suresh berharap lebih banyak pelanggan yang memiliki pilihan untuk memilih dan membeli bahan bakar mereka. Suresh merinci, SPBU ritel BP AKR tidak hanya menawarkan bahan bakar berkualitas internasional dari BP, tetapi juga memiliki pengalaman pelanggan yang unggul dengan penawaran fasilitas nonbahan bakar.

Verdhana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan  target harga Rp 1.400 per saham. Prospek AKRA juga didukung oleh Java Integrated Port and Industrial Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. 

Tan memperkirakan JIIPE akan membukukan sebagian besar penjualan lahan di paruh kedua 2022, sehingga melanjutkan pertumbuhan penjualan  lahan yang solid di semester pertama 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×