Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Kinerja reksadana saham menurun pada bulan Agustus. Return reksadana saham di Infovesta Equity Fund Index hanya mencapai 0,01% secara bulanan. Angka ini masih di bawah perolehan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 0,40%.
Salah satu produk reksadana saham yang mencetak penurunan bulan lalu adalah Sucorinvest Equity Fund, dengan penurunan 1,31% di bulan Agustus. Padahal, kinerja year to date (ytd) Sucorinvest dari awal tahun hingga akhir Agustus 2017 tergolong impresif dengan return sebesar 21,82%.
Jemmy Paul Wawointana, Pelaksana Tugas CEO Sucor Asset Management mengatakan, sektor barang-barang konsumsi, infrastruktur, dan crude palm oil (CPO) menjadi aset portofolio yang mempengaruhi penurunan kinerja reksadananya.
Meski begitu, Jemmy meyakini, performa reksadana saham Sucor akan membaik dan pihaknya masih percaya dengan investasi saat ini dijalani. "Laporan keuangan untuk sektor-sektor yang ada sekarang bagus untuk kuartal ketiga," kata Jemmy.
Jemmy mencontohkan, harga CPO terus naik walaupun harga sahamnya turun. Jika laporan keuangan CPO bagus, harga emiten-emiten komoditas tersebut akan terangkat.
Berangkat dari hal tersebut, Sucor tidak ingin mengubah target return reksadana saham di akhir tahun yang berada di kisaran 20%-30%.
Di tengah rendahnya kinerja reksadana saham bulan lalu, Samuel Aset Manajemen (SAM) Indonesian Equity Fund menjadi salah satu produk reksadana saham yang berhasil meraih catatan positif dengan return sebesar 4,10%.
Padahal, sepanjang Mei hingga Juli lalu, kinerja reksadana saham SAM Indonesian Equity Fund terkoreksi. Presiden Direktur PT SAM Agus Yanuar mengatakan, kinerja SAM Indonesian Equity Fund dipengaruhi sentimen dari sejumlah aset portofolio yang overweight, salah satunya sektor komoditas energi dan mineral. "Seperti terkonfirmasi di Eropa, Jepang, dan Tiongkok, mereka membutuhkan energi. Sehingga, harga komoditas berpotensi naik," papar Agus.
Selain komoditas, sektor industri dan perbankan juga merupakan aset portofolio SAM Indonesian Equity Fund yang overweight. Sedangkan sektor konstruksi menjadi aset portofolio yang underweight sebagai akibat dari cashflow yang ketat.
Dengan kebangkitannya di bulan Agustus, SAM menargetkan return reksadana saham secara keseluruhan pada akhir tahun di kisaran 12%-15%.
Target tersebut diperoleh berdasarkan catatan persentase EPS Growth saham-saham di Indonesia sekitar 12% dan perolehan dividen yang dapat mencapai 15%.
Setali tiga uang dengan Sucor, SAM tidak berencana mengubah strategi reksadana sahamnya hingga akhir tahun. "Tidak ada perubahan karena kami telah memiliki tesis investasi hingga akhir tahun," tegas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News