Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
RUU EBT dilihat Nafan bisa memberikan sentimen positif bagi seluruh emiten energi terbarukan di Indonesia. sebab, RUU EBT dapat mengakselerasi pertumbuhan perusahaan energi terbarukan, sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis dan saham mereka.
“Ini adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang,” ungkapnya.
Hal itu pun tercermin dari laporan keuangan sejumlah emiten energi terbarukan di Tanah Air. Misalnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 46,96 juta pada kuartal I 2023.
Raihan itu naik 49,31% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 31,45 juta. PGEO juga membukukan pendapatan senilai US$ 102,61 juta, naik 18,96% dari realisasi pendapatan di kuartal pertama 2022 sebesar US$ 86,25 juta.
Lalu, PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) membukukan pendapatan menjadi US$ 13,16 juta dari sebelumnya US$ 9,66 juta di akhir Maret 2022, atau naik tumbuh 50% year on year (YoY).
Baca Juga: RUU EBET Ditargetkan Rampung September 2023
Di sisi lain, Nafan menggarisbawahi bahwa banyak emiten energi terbarukan yang belum masuk LQ45. Namun, kata Nafan, ini berarti masih ada potensi bagi para emiten energi terbarukan untuk menumbuhkan market cap mereka.
“Selama pergerakan harga saham mereka mengalami apresiasi secara bertahap ke depannya,” tuturnya.
Secara harga saham, para emiten energi terbarukan pun memiliki tren yang cukup positif dalam sebulan ini. Misalnya, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) mencatatkan kenaikan kinerja saham sebesar 19,09%.
Lalu, KEEN mencatatkan kenaikan kinerja saham sebesar 11,76% dalam sebulan terakhir. PGEO pun kinerja sahamnya naik 6,13% dalam sebulan ini.
Nafan pun merekomendasikan Hold untuk PGEO, KEEN, dan ARKO dengan target harga masing-masing Rp 895, Rp 790, dan Rp 700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News