kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan saham Bumi Resources Minerals (BRMS) menjauh dari zona gocap


Rabu, 16 September 2020 / 18:32 WIB
Ini alasan saham Bumi Resources Minerals (BRMS) menjauh dari zona gocap
ILUSTRASI. Pertambangan mineral Bumi Resources Minerals (BRMS)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mulai beranjak dari zona gocap alias Rp 50 per saham. Meski pada perdagangan hari ini (16/9), saham BRMS melemah 5,97% ke level Rp 63, namun saham BRMS sempat melonjak dan menyentuh harga Rp 70 per saham pada perdagangan hari ini. 

Bahkan saham BRMS sempat bertengger di level Rp 67 pada perdagangan Selasa (15/9). Dan dalam sepekan, perdagangan saham Grup Bakrie ini telah menanjak 16,67%.

Melansir RTI, saham BRMS beranjak dari zona gocap sejak Rabu (1/9). Ini artinya, sudah 12 hari perdagangan saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tersebut beranjak dari zona terendah.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai, naiknya saham BRMS menunjukkan pasar merespon positif atas kinerjanya yang memang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.  “Biasanya kesempatan ini diambil oleh market maker untuk kembali menggerakkan saham-saham ini,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).

Baca Juga: Sahamnya bangkit dari zona gocap, ini kata Bumi Resources (BUMI)

Namun, hal yang berbeda justru terjadi pada induk usaha BRMS, yakni BUMI. Setelah bolak-balik bergerak di level Rp 52–Rp 50 per saham, emiten tambang batubara ini akhirnya kembali mengendap di zona gocap pada penutupan perdagangan hari ini. 

Sejak awal bulan, saham BUMI pun jarang-jarang ditutup di atas level Rp 50, tercatat baru dua kali yakni pada perdagangan 3 September di Rp 52 dan pada perdagangan 7 September di level Rp 52.

Dus, Sukarno pun mewanti-wanti investor agar tetap waspada terhadap saham-saham lapis ketiga ini. Sebab, pergerakan harga sahamnya sangat fluktuatif dan hanya cocok untuk para spekulan.

Namun, Sukarno mengamini, di antara emiten  grup Bakrie lainnya, BRMS memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Di tengah ketidakpastian global saat ini, komoditas emas menjadi pilihan sebagai instrumen safe haven

Di saat yang bersamaan, BRMS mulai mendiversifikasi bisnisnya ke  tambang emas sehingga menjadi alasan pelaku pasar tertarik untuk trading di saham ini.

Sementara untuk BUMI, prospeknya dinilai masih cukup berat lantaran harga komoditas batubara saat ini masih melemah akibat terpapar sentimen pandemi virus corona.

Selanjutnya: Dalam sepekan saham-saham Grup Bakrie ini cuan hingga 16%, tertarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×