Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil bangkit dari zona gocap (Rp 50) pada penutupan perdagangan pekan pertama September 2020. Saham emiten pertambangan batubara ini ditutup pada level Rp 51, melemah 1,92% dari harga penutupan Kamis (3/9) di level Rp 52.
Hari ini pun, pergerakan saham emiten Grup Bakrie tersebut cukup fluktuatif. Saham BUMI sempat melesat ke level Rp 54, sempat pula kembali mengendap ke level Rp 50, sebelum akhirnya ditutup pada level Rp 51.
Ini merupakan pertama kalinya saham BUMI beranjak dari zona gocap sejak perdagangan 19 Februari 2020. Sejak saat itu, saham BUMI anteng di level Rp 50. Apa kata manajemen BUMI terkait kenaikan saham ini?
Baca Juga: Dalam sepekan, tiga saham Grup Bakrie ini bangkit dari level gocap
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengaku turut memperhatikan pergerakan saham BUMI setelah sekian lama tertidur di zona gocap.
Menurut Dileep, kenaikan saham BUMI bisa jadi merupakan imbas dari sejumlah spekulasi dan kabar positif di Grup BUMI, salah satunya adalah prospek tambang emas yang dihasilkan oleh anak usaha BUMI, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Selain itu, penguatan saham tambang batubara ini juga terdorong dari ekspektasi terhadap perubahan status menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari sebelumnya masih berupa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Baca Juga: Rejuve Global akan tender offer saham publik Pyridam Farma (PYFA) di harga Rp 771
“Selain itu, kami masih mempertahankan panduan volume 85 juta ton lebih batubara di tahun anggaran 2020 meskipun ada pandemi dan kondisi sektor batubara yang lemah,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).