kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan penerbitan global bond semarak


Rabu, 27 Oktober 2021 / 08:10 WIB
Ini alasan penerbitan global bond semarak


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten menerbitkan obligasi global atawa global bond. Kupon yang lebih murah menjadi salah satu alasan penerbitan ini.

Meski lebih murah dibanding obligasi domestik, kupon global bond bukan yang termurah. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) misalnya.

Perusahaan ini menerbitkan emisi US$ 600 juta untuk membiayai kembali (refinancing) notes US$ 550 juta. Kupon utang lama ini sebesar US$ 4,95%, lebih rendah dibanding kisaran kupon utang baru, maksimal 5,75%.

Namun, utang lama hanya memiliki tenor selama 10 tahun. Sedang global bond yang akan diterbitkan POWR memiliki tenor hingga 15 tahun.

Baca Juga: Emiten ramai-ramai terbitkan global bond

Kupon emisi global bond yang diterbitkan emiten tanah air juga bukan yang paling murah dibanding perusahaan global. "Rata-rata kupon obligasi global dengan rating BBB sekitar 2%. Cuma memang, likuiditas pasar obligasi global sangat besar sehingga masih menjadi pilihan sejumlah perusahaan domestik," terang Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri Permana, Selasa (26/10).

Dia menambahkan, saat ini menjadi momen yang tepat untuk menerbitkan global bond. Standar deviasi rupiah saat ini ada di kisaran 2,5%, jauh lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai kisaran 10%.

Baca Juga: Empat faktor yang menyebabkan tingginya penawaran lelang SUN Selasa (26/10)

Artinya, pergerakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lebih stabil. "Bagi emiten, ini meminimalisir risiko fluktuasi kurs dari global bond," imbuh Fikri.

Yield antara obligasi negara satu tahun dan obligasi korporasi juga memiliki spread sekitar 90%. Bagi investor, obligasi korporasi juga semakin menarik lantaran pajak penghasilan (PPh) bunga obligasi diturunkan jadi 10% dari sebelumnya 15%. Fikri meyakini pasar obligasi hingga akhir tahun ini masih akan sangat menarik

Baca Juga: SMF menawarkan obligasi total Rp 2,8 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×