kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan lelang Sukuk pekan ini tak begitu ramai


Selasa, 14 Juni 2016 / 18:11 WIB
Ini alasan lelang Sukuk pekan ini tak begitu ramai


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Berbagai tekanan yang menghadang pasar obligasi beberapa hari terakhir berimbas pada minimnya jumlah penawaran dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara, Selasa (14/6).

Jumlah penawaran yang masuk dalam lelang sukuk negara kali ini mencapai Rp 6,9 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari penawaran sukuk negara dua pekan sebelumnya yang tercatat Rp 9,62 triliun, dengan jumlah yang dimenangkan Rp 4,93 triliun.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat, pemerintah hanya memenangkan empat seri sukuk negara. Padahal ada lima seri SBSN yang dijajakan kepada investor.

Analis MNC Securities I Made Adi Saputra mengakui, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang sukuk pekan ini memang mengecil ketimbang lelang sukuk dua pekan sebelumnya.

Katalis negatif bersumber dari eksternal, yakni Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pada 14 Juni 2016 - 15 Juni 2016. Sebelumnya, pasar berspekulasi dalam pertemuan tersebut, ada peluang kenaikan suku bunga acuan AS yang saat ini di level 0,25% - 0,5%. Volatilitas pasar global juga disumbang oleh rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit.

"Pelaku pasar khawatir, sehingga mengalihkan asetnya kepada instrumen yang kurang berisiko," tukasnya.

Namun, Made berpendapat, yield yang ditawarkan investor cukup kompetitif. Makanya pemerintah memenangkan lelang di atas target indikatif yang dipatok Rp 4 triliun.

Tawaran yield yang rendah terlihat pada instrumen PBS009. Menurut Made, hal ini menandakan investor cukup agresif untuk mendulang sukuk negara. "Makanya PBS009 juga dimenangkan dengan jumlah terbanyak," tutur Made.

Sebaliknya, PBS011 tidak diserap oleh pemerintah. Biang keladinya, tawaran yield oleh investor yang tinggi. Walhasil, pemerintah memilih untuk menyerap seri lainnya dengan yield yang lebih murah ketimbang PBS011.

Berikut empat seri sukuk yang dimenangkan pemerintah:
Pertama, SPNS01122016 yang diserap Rp 400 miliar dengan yield rata-rata yield tertimbang 5,97% dan imbalan diskonto. Instrumen tersebut menghimpun penawaran Rp 1,23 triliun dengan yield tertinggi 9% dan yield terendah 5,87%. Seri ini bakal kadaluarsa pada 1 Desember 2016.

Kedua, PBS009 yang dimenangkan Rp 2,96 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,31% dan imbalan 7,75%. Sukuk tersebut mengoleksi penawaran Rp 3,4 triliun dengan yield tertinggi 7,62% dan yield terendah 7,18%. Efek ini tenggat waktunya 25 Januari 2018.

Ketiga, PBS006 yang diserap Rp 115 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,69% dan imbalan 8,25%. Instrumen tersebut mendulang penawaran Rp 340 miliar dengan yield tertinggi 7,84% dan yield terendah 7,65%. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 September 2020.

Keempat, PBS012 yang dimenangkan Rp 1,6 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,2% dan imbalan 8,87%. Sukuk tersebut memperoleh penawaran Rp 1,82 triliun dengan yield tertinggi 8,4% dan yield terendah 8,15%. Efek ini tenggat waktunya 15 November 2031.

Hanya seri PBS011 yang tidak diserap pemerintah. Sukuk ini mencetak penawaran Rp 107 miliar dengan yield tertinggi 8% dan yield terendah 7,87%. Instrumen yang bakal kadaluarsa pada 15 Agustus 2023 ini sejatinya memberikan imbalan 8,75%.

Berarti, dalam lelang sukuk kali ini, pemerintah menyerap total Rp 5,07 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Setelmen akan berlangsung pada Kamis (16/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×