Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Data inflasi Inggris yang stagnan menekan pergerakan poundsterling terhadap the green back. Sementara pasar masih menanti beberapa data ekonomi AS yang rilis Selasa (14/4) malam.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/4) pukul 17.47 WIB pasangan GBP/USD merosot 0,22% ke level 1,4644 dibanding hari sebelumnya.
Menurut Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka merosotnya pasangan GBP/USD dipicu oleh faktor data ekonomi Inggris yang buruk. Data ekonomi terutama data inflasi Inggris yang rilis Selasa (14/4) menunjukkan stagnansi.
“Tekanan terbesar memang datang dari data Inggris, sehingga poundsterling terperosok,” kata Tonny. Data CPI Inggris bulan Maret 2015 tercatat 0,0% atau sama dengan prediksi dan bulan sebelumnya.
Sedangkan dari sisi USD memang index USD kembali menguat. Sampai Selasa (14/4) pukul 16.15 WIB index USD sudah bertengger di level 99,66 atau naik dibanding penutupan hari sebelumnya.
Hal ini dikarenakan pasar optimis dengan rilis data ekonomi AS yang diprediksi lebih baik dari perkiraan. Adapun rilis data ekonomi AS yang dinanti antara lain penjualan ritel inti AS Maret 2015 yang naik jadi 0,7% dari sebelumnya minus 0,1%. Lalu PPI Maret 2015 yang naik menjadi 0,3% dari minus 0,5% dan terakhir penjualan ritel Maret 2015 yang naik ke 1,1% dari sebelumnya minus 0,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News