Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Poundsterling (GBP) keok hampir ke seluruh mata uang negara-negara maju lainnya lantaran Bank Sentral Inggris (BOE) tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 0,5%. Keputusan terbaru BOE ini membuat prospek GBP kembali suram setidaknya dalam jangka pendek.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (21/1) pukul 17.20 WIB, GBP versus dollar Amerika Serikat (GBP/USD) turun 0,22% menjadi 1,5112. Pun demikian pasangan GBP dengan dollar Australia (GBP/AUD) yang terkoreksi 0,55% ke level 1,8432.
Sementara pairing GBP dengan yen Jepang (GBP/JPY) melemah 1,07% menjadi 178,011. Alwy Assegaf, Analis SooGee Futures menuturkan, GBP sejatinya sempat mendapatkan sentimen positif dari data angka pengangguran Inggris yang turun menjadi 5,8% di November, dibandingkan September 2014.
Sentimen ini yang kemudian sempat mendongkrak kinerja GBP terhadap mata uang negara maju lainnya di awal perdagangan kemarin. Namun, setelah BOE mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuan, performa GBP kembali loyo.
"Rebound GBP yang sempat terjadi memang hanya sementara karena tren secara umum masih bearish," kata Alwy, Rabu (21/1).
Tonny Mariano, Analis Harvest International Futures mengatakan, sekitar setengah tahun lalu, GBP sebenarnya sempat mendapatkan hawa positif. Kala itu, banyak pengamat maupun ekonom yang memprediksi bahwa BOE bakal mendongkrak suku bunga acuan. Namun, ekspektasi ini gagal menjadi kenyataan lantaran beberapa indikator ekonomi di Inggris tidak mendukung peluang menaikkan suku bunga.
"BOE tidak mungkin menaikkan suku bunga jika inflasi maupun indikator ekonomi lainnya di bawah target," kata Tonny. Per Januari ini, tingkat inflasi di Inggris bertahan di level 0,5%, masih di bawah target BOE yang menginginkan level inflasi 2%.
Kebijakan terbaru BOE ini melengkapi sentimen negatif yang sebelumnya sudah menekan GBP. Alwy bilang, GBP masih menghadapi bayangan negatif dari rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan.
Rencana kebijakan Bank Sentral AS yang kontras dengan BOE bakal kian melemahkan otot GBP. Investor tentu saja akan lebih memilih menaruh dana di mata uang yang lebih minim risiko, yakni dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News