kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Industri Manufaktur Masih Akan Menggeliat, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik


Selasa, 04 Januari 2022 / 19:44 WIB
Industri Manufaktur Masih Akan Menggeliat, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

Adapun varian baru Omicron belum akan berpengaruh siginifikan terhadap aktivitas manufaktur. Pelaku pasar cenderung melihat penyebaran varian pasca momentum Natal dan Tahun baru. 

Di sisi lain, Wawan melihat,  pemerintah terlihat lebih siap dan tanggap dalam mengatasi penyebaran virus ini di Indonesia. 

Emiten manufaktur yang menggeliat

Melihat aktivitas manufaktur yang masih punya peluang ekspansif ke depan, beberapa emiten memiliki prospek menarik di masa mendatang. Wawan mencermati ICBP, ASII, dan SMGR akan mengalami pemulihan kinerja. 

Oleh karenanya, tiga saham itu layak untuk investasi dalam jangka panjang, khusunya untuk ICBP dan ASII. Target harganya, Rp 9.000 per saham untuk ICBP, Rp 6.400-Rp 6.500 per saham untuk ASII, dan Rp 8.000 per saham untuk SMGR. 

Ia menjelaskan, pemulihan ekonomi akan berdampak pada emiten seperti ICBP dan SMGR. Perbaikan ekonomi akan mendorong daya beli yang akhirnya berdampak pada emiten barang konsumen seperti ICBP. 

Di sisi lain, pemulihan ekonomi juga akan memacu perbaikan sektor lain seperti properti dan konstruksi. Adapun penjualan semen akan terpengaruh dari permintaan sektor-sektor tersebut. 

Baca Juga: Masih Ekspansif, PMI Manufaktur Indonesia Ungguli Thailand dan China

Sementara, ASII akan tertopang penjualan kendaraan yang diprediksi semakin meningkat tahun ini. Kondisi ini tidak terlepas dari rencana insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang masih akan berlanjut. 

Lini bisnis ASII yang lain yang tengah prospektif juga akan menopang kinerjanya tahun ini, misalnya saja Cruder Palm Oil (CPO) melalui AALI.

Okie menambahkan, emiten consumers non cyclical yang berada pada food & beverages berpotensi mengalami perbaikan pada tahun 2022.  Hal tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi global yang dinilai berdampak pada pemulihan kinerja dari emiten. Ia merekomendasikan buy saham ICBP dengan target harga Rp 9.350 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×