kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Bidik Kenaikan Kinerja 12%-15% Tahun Ini


Selasa, 08 Februari 2022 / 17:56 WIB
Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Bidik Kenaikan Kinerja 12%-15% Tahun Ini
ILUSTRASI. Distribusi alat berat pada?fasilitas Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) di Jakarta Utara.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Manajemen IPCC masih melakukan perhitungan terhadap realisasi capex tahun lalu. Namun berdasarkan data yang ada, Sofyan menyebut bahwa IPCC telah menyerap capex sebesar Rp 32,96 miliar, yang lebih banyak dipakai untuk mendukung operasional terutama di lapangan Terminal. Angka tersebut mencapai 75,66% dari total anggaran capex Rp 43,57 miliar pada tahun 2021.

Sebagai informasi, berdasarkan pembagian segmen di Terminal IPCC, segmen Completely Build Up (CBU) memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap kinerja keuangan, dengan porsi sekitar 60% hingga 70%. Selanjutnya sekitar 20%-25% dikontribusikan dari segmen alat berat termasuk truk dan bus. Lalu sisanya berasal dari spareparts alat berat maupun general cargo.

Adapun jika melihat dari sisi wilayah operasionalnya, IPCC menggarap lima wilayah. Yakni Tanjung Priok (Jakarta), Terminal Panjang (Lampung), Terminal Dwikora (Pontianak), Terminal Gresik, Jawa Timur yang merupakan KSO dengan Maspion Grup, serta Terminal Belawan (Medan) yang baru dikerjasamkan Januari lalu.

Dari lima wilayah operasional tersebut, Tanjung Priok berperan paling dominan. "Perbandingannya kurang lebih 90% masih didominasi oleh Terminal Kendaraan di Priok," tutup Sofyan.

Untuk kinerja sepanjang tahun 2021 lalu, Sofyan menyebut bahwa laporan keuangan masih dalam tahap review oleh manajemen dan auditor. Yang pasti, dalam periode sembilan bulan 2021, IPCC mampu mengalami perbaikan kinerja, dan turn around dari mencatatkan kerugian Rp 32,73 miliar pada tahun sebelumnya, menjadi tercatat untung Rp 16,60 miliar.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Merdeka Copper (MDKA) yang Bersiap Menggelar Aksi Korporasi

"Dengan adanya pemulihan ekonomi Indonesia yang diikuti dengan pemulihan di industri otomotif, komoditas, hingga ritel dimana terjadi perbaikan daya beli masyarakat turut berimbas pada peningkatan kinerja IPCC," sebut Sofyan.

Dari sisi pendapatan, hingga Q3-2021 IPCC mencetak Rp 347,77 miliar. Di atas raihan pada periode yang sama tahun 2020, bahkan hampir mendekati capaian pendapatan sebelum pandemi di Q3-2019 yang sebesar Rp 359,52 miliar. 

Dengan pencapaian tersebut, diasumsikan pendapatan IPCC per bulan rata-rata bisa mencapai Rp 38,64 miliar. Sehingga, asumsi hingga akhir tahun pendapatan IPCC bisa mencapai Rp 463,69 miliar.

Jika asumi tersebut dapat tercapai pada full year 2021, maka raihan itu di atas pencapaian sepanjang tahun 2020 yang senilai Rp 356,53 miliar. Sementara itu, manajemen IPCC berharap dapat meraih perolehan laba di atas Rp 20 miliar.

Adapun dari sisi pergerakan saham, mengutip data RTI Business, saham IPCC tidak bergerak di level Rp 505 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (8/2). Secara year to date, harga saham IPCC merosot 1,94%.

Melihat pergerakan saham IPCC, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi speculation buy dengan mencermati level support di Rp 472 dan resistance di Rp 525. "Tampak dari pergerakan indikator MACD dan Stochastic, IPCC berpeluang untuk menguat karena indikator bergerak ke area positifnya," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×