Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menuju akhir pekan, harga emas kembali terkoreksi. Hasil notulensi rapat FOMC yang rilis Kamis (12/4) pagi menahan laju penguatan emas yang sempat menyentuh harga US$ 1.365 dalam perdagangan intraday, Rabu (11/4). Namun, secara teknikal, harga emas justru masih menunjukkan potensi penguatan.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan saat ini harga emas masih bergulir di atas garis moving average (MA) 50, 100, dan 200.
Indikator stochastic maupun RSI juga mengindikasikan penguatan, masing-masing di level 71 dan level 59. Sementara, indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih berada di area positif.
Menurut Deddy, harga emas besok, Jumat (13/4), masih akan bergerak dalam area konsolidasi di level US$ 1.340 - US$ 1.357 per ons troi. Namun, penguatan mungkin terjadi di pekan depan dalam rentang US$ 1.331 - US$ 1.365 per ons troi.
Senada, analis Monex Investindo, Ahmad Yudiawan menebak harga emas masih akan terkoreksi hingga besok. Ia memperkirakan emas akan bergerak dalam rentang harga yang sempit antara US$ 1.340 - US$ 1.355 per ons troi. "Pekan depan, barulah rentang harga akan terbuka lebih lebar di kisaran US$ 1.330-US$ 1.360 per ons troi, dengan peluang menguat," ujar Ahmad.
Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi, memprediksi emas masih akan bertahan dalam rentang US$ 1.320-US$ 1.350 hingga besok. Namun, pekan depan ada peluang emas bisa menguat di level US$ 1.355-US$ 1.380 per ons troi. Syaratnya, harga emas besok bisa ditutup di atas level US$ 1.355 per ons troi.
Nanang merinci pekan depan ada sejumlah data ekonomi yang bisa memengaruhi harga emas, di antaranya data penjualan ritel AS, data pertumbuhan ekonomi China, tingkat inflasi Inggris, serta tingkat pengangguran di Australia. "Kemungkinan besar ini akan menjadi pertimbangan arah pergerakan harga emas selanjutnya," kata Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News