Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Ke depan, saham INDF masih memiliki prospek positif terdorong oleh aksi akuisisi ICBP terhadap saham Pinehill. Sejauh ini ia memperhitungkan, nilai transaksi untuk memiliki Pinehill itu tidak mahal dan tidak merugikan perusahaan. Sehingga, aksi ini berpotensi menguatkan ICBP di pasar internasional. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi INDF sebagai induk usaha.
Walaupun ke depan memiliki prospek yang baik, Hans Kwee justru menyarankan wait and see terlebih dahulu kedua saham itu. Sebab INDF maupun ICBP merupakan saham sektor barang konsumen yang defensif, sehingga harganya tidak akan turun ataupun naik banyak. Ia lebih menjagokan saham-saham sektor perbankan maupun spekulasi di properti atau konstruksi yang sama-sama rendah harganya.
Baca Juga: OJK minta syarat baru atas akuisisi Pinehill, Indofood CPB (ICBP) tunda RUPSLB
Sementara Wawan menyarankan investor yang telah memiliki saham INDF dan ICBP untuk hold secara jangka panjang. Begitu pula bagi investor yang tertarik membeli kedua saham itu saat ini, disarankan untuk menyimpannya dalam jangka panjang. Sebab, dalam satu atau dua tahun ke depan, kondisi keuangan ICBP masih akan terpengaruh aksi akuisisi yang mayoritas didanai dari utang. Hal ini juga berpotensi mempengaruhi INDF sebagai induknya.
Adapun dalam riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, INDF dan ICBP termasuk dalam jajaran saham pilihan di bulan Juli ini. Keduanya menjadi top picks karena sentimen negatif dari aksi akuisisi terhadap Pinehill sudah priced in.
"Dengan asumsi biaya bunga untuk akuisisi itu sebesar 8%, analis konsumen kami menganggap akuisisi tersebut adalah akuisisi accertive," jelas tim riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Minggu (12/7).
Mirae Asset Sekuritas menyarankan buy ICBP dengan target harga Rp 11.900 dan buy INDF dengan target harga Rp 8.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News