Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap secara keseluruhan mencatatkan kinerja paling unggul sepanjang tahun 2023. Akan tetapi, kinerja reksadana tersebut memburuk pada bulan September 2023.
Data Infovesta menunjukkan, Infovesta 90 Fixed Income Fund Index membukukan return tertinggi di antara indeks reksadana lainnya, yakni 3,33% secara year to date (YtD). Namun, pada September 2023, imbal hasilnya tercatat minus 0,57% dibanding bulan sebelumnya, bersamaan dengan indeks reksadana saham dan reksadana campuran yang juga memperlihatkan return negatif.
Research Analyst PT Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, penurunan indeks reksadana pendapatan tetap pada bulan September 2023 merupakan hal yang wajar. Ini terjadi karena yield obligasi yang terus naik, terlihat dari yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) tenor 10 tahun yang beranjak ke ke sekitar 4,6% dari level 4,08% pada akhir Agustus 2023.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Catatkan Kinerja Paling Unggul Sepanjang September 2023
Peningkatan yield ini terjadi seiring dengan berlanjutnya ekspansi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang ditopang oleh sektor manufaktur pada bulan September 2023. Kondisi tersebut membuat pasar khawatir bahwa akan ada kenaikan suku bunga The Fed sebanyak satu kali lagi dengan besaran 25 bps di sisa tahun ini.
Meskipun begitu, Arjun menilai reksadana pendapatan tetap menarik sebagai produk investasi untuk diversifikasi risiko. "Di tengah risiko global, investasi di instrumen pendapatan tetap, seperti Surat Berharga Negara (SBN) serta investment grade corporate bonds lebih aman dibandingkan saham atau aset berisiko yang lain," tutur Arjun saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/10).
Baca Juga: Hanya Indeks Reksadana Pasar Uang yang Berkinerja Positif di September 2023
Prospek positif pada reksadana pendapatan tetap ke depannya akan didukung oleh kemungkinan bahwa Bank Indonesia dapat memangkas tingkat suku bunga acuannya tahun 2024. "Hal ni akan ditranslasi ke penurunan yield obligasi serta kenaikan harga yakni capital gains," ucap Arjun.
Dia memprediksi, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun akan turun ke level 6,7% pada akhir tahun, dari level saat ini yang berada di sekitar 6,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News