Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah pada perdagangan Senin (2/6), seiring meningkatnya kekhawatiran pasar atas tensi dagang antara Amerika Serikat dan China serta penguatan yen yang membebani saham-saham eksportir.
Melansir Reuters, indeks Nikkei turun 1,3% ke level 37.470,67. Sementara indeks Topix merosot 0,87% ke posisi 2.777,29.
“Investor mulai cemas terhadap ketidakpastian kebijakan tarif,” ujar Shoichi Arisawa, General Manager Riset Investasi di IwaiCosmo Securities.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (2/6), Terseret Rencana Tarif Baja Trump
“Optimisme soal tarif yang sempat mendorong Nikkei tembus level psikologis 38.000 pekan lalu kini memudar.”
Penurunan indeks terjadi setelah Presiden AS Donald Trump kembali menuding China telah melanggar kesepakatan perdagangan, sembari melontarkan sinyal akan memperkeras sikap terhadap Beijing.
Meskipun Trump mengatakan akan berbicara langsung dengan Presiden China Xi Jinping, pasar tetap merespons negatif ketegangan tersebut.
Di sisi lain, yen menguat 0,6% ke level 143,15 per dolar AS pada Senin, seiring turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury yields) Jumat lalu.
Penguatan yen biasanya menekan saham eksportir Jepang karena menurunkan nilai pendapatan luar negeri ketika dikonversi ke mata uang domestik.
Baca Juga: Aktivitas Pabrik di Asia Menyusut pada Mei 2025, Tertekan Pemberlakuan Tarif AS
Sektor Otomotif & Teknologi Melemah
Saham otomotif memimpin pelemahan. Toyota Motor dan Honda Motor masing-masing terkoreksi 2,82% dan 2,11%.
Saham teknologi juga terkena imbas. Advantest dan Tokyo Electron masing-masing turun 3,76% dan 1,72%.
Hanya lima dari 33 sub-indeks industri di Bursa Efek Tokyo yang berhasil mencatat kenaikan. Sektor otomotif dan produsen ban menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan masing-masing 2% dan 3,22%.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kawasan Asia Tenggara Meningkat, Tertinggi di Dunia
Salah satu saham yang mencuri perhatian adalah T&D Holdings, yang justru melonjak 4% setelah laporan menyebutkan bahwa seorang investor aktivis telah mengakumulasi saham 4%-5% di perusahaan asuransi tersebut.
“Salah satu penentu arah pasar selanjutnya adalah KTT G7 di Kanada akhir bulan ini, yang mungkin akan menjadi panggung bagi negosiasi dagang antara Jepang dan AS,” kata Arisawa.
Selanjutnya: Bussan Auto Finance (BAFI) Siap Lunasi Obligasi Rp 781,46 Miliar
Menarik Dibaca: Swamedikasi di Indonesia Tinggi: Bahayakah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News