Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Apalagi, Bank Indonesia (BI) dengan memberikan stimulus bakal memberikan stimulus ppositif, ditambah lagi likuiditas di pasar masih membanjiri SBN Tanah Air, khususnya untuk tenor-tenor di jangka pendek.
Sehingga, SBN tenor pendek dirasa akan lebih menarik karena penurunannya masih kecil dan memiliki risiko rendah, sedangkan untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun juga dianggap masih menarik.
Prediksinya untuk sebulan ke depan, yield SUN tenor 5 tahun akan berada di kisaran 6,1% dan 6,2%, sementara untuk tenor 10 tahun bakal di rentang 6,8%.
Begitu juga dengan Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Wahyu Trenggono yang masih memandang positif prospek SUN ke depan. Menurutnya, di tengah situasi yang tidak pasti, investor butuh instrumen yang bisa memberikan kepastian.
"Agar pasti jangan sampai rugi kalau beli instrumen lain (pasar saham, pasar uang, pasar derivatif), justru investor akan mencari instrumen surat utang yang memberi kepastian return dalam bentuk coupon (bunga) yang tetap," jelas Wahyu kepada Kontan, Selasa (3/3).
Baca Juga: Indeks obligasi kembali cetak rekor
Untuk itu, Wahyu menilai sebagai instrumen investasi yang menawarkan coupon tetap, dan pasti aman lantaran memiliki risiko gagal bayar sangat tipis karena diterbitkan negara, SUN jadi pilihan menarik.
"Tahun ini, SUN masih akan diburu investor, khususnya untuk tenor-tenor jangka pendek sekitar 1 tahun hingga 3 tahun akan jadi incaran," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News