kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks BUMN20 terkoreksi 2,09%, begini tanggapan analis


Selasa, 10 Desember 2019 / 20:56 WIB
Indeks BUMN20 terkoreksi 2,09%, begini tanggapan analis
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, sejumlah saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami koreksi. Hal ini terpantau dari indeks BUMN20 yang merosot 2,09% secara year to date (ytd).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan BUMN20 dinilai searah dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terkoreksi walaupun tidak sedalam BUMN20. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejak awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,18% ytd. 

Wawan melihat koreksi yang terjadi pada indeks BUMN20 disebabkan oleh turunnya beberapa harga saham perbankan. 

"Beberapa BUMN kapitalisasi pasarnya cukup besar, terutama dari perbankan," kata Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/12). 

Baca Juga: Analis memprediksi IHSG akan kembali menguat besok, berikut penopangnya

Ia menjelaskan, kalau pergerakannya negatif biasanya indeks juga akan terpengaruh. 

Berdasar penelusuran Kontan.co.id, ada empat saham perbankan yang masuk ke dalam BUMN20, di antaranya BBNI yang terkoreksi 13,64% ytd, BBTN terkoreksi 15,75% ytd, BMRI stagnan 0,00% ytd, dan BBRI yang naik 13,93% ytd. 

Wawan melihat,  pergerakan indeks BUMN20 akan searah dengan arah pergerakan IHSG. Sejauh ini, asing cenderung keluar dari perdagangan di Indonesia. 

Berdasarkan data dari RTI, sejak awal tahun hingga hari, tercatat net foreign sell sebesar 581,27 miliar. Hal inilah yang membuat pasar terus tertekan. Jika BUMN20 melemah wajar sebab pasar pun tengah lesu. 

Di sisi lain, Wawan menilai penurunan suku bunga belum mampu membuat saham-saham perbankan jadi menarik. Sebab, perlambatan ekonomi masih terjadi. Perlambatan ini berkaitan dengan lesunya penjualan retail, serta pertumbuhan kredit di dunia yang juga melambat. 

Tidak jauh berbeda, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma juga melihat sektor perbankan menjadi penggerak indeks BUMN20. 

"BBNI dan BMRI secara ytd masih turun bebannya di situ, walaupun BBRI naik," kata Suria ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/12). 
Ia menjelaskan, saham perbankan mengalami tekanan selama dua bulan terakhir karena likuiditas mengetat, sehingga penyaluran kreditnya melambat. 

Selain perbankan, saham-saham sektor konstruksi ikut berpengaruh meskipun tidak besar. Suria melihat sektor konstruksi sering terkendala dengan cash flow-nya. 
Sementara pembayaran BUMN konstruksi mayoritas dari pemerintah. Jika penundaan pembayaran dipicu oleh rendahnya pendapatan pajak karena lesunya pertumbuhan ekonomi, hal ini menjadi sentimen negatif bagi saham-saham konstruksi. 

Baca Juga: Citigroup Sekuritas Indonesia: Tahun depan, IHSG berpeluang menembus level 7.000

Faktor lain, beberapa saham BUMN besar masuk ke dalam portofolio manajer investasi yang beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan. 

Ke depan, Suria melihat peluang saham-saham BUMN untuk rebound lebih besar daripada tertekan lagi, terutama untuk saham-saham BUMN dengan fundamental yang baik. Suria merekomendasikan saham-saham seperti BBNI, BMRI, sebab valuasinya menarik. 

Perbankan lain seperti BBRI juga menarik meskipun harganya agak tinggi. Pilihan selain perbankan, ada sektor telekomunikasi seperti TLKM. 

Sementara itu, Wawan berharap tahun depan ada perbaikan ekonomi yang bisa menggerakkan pasar, termasuk saham-saham BUMN. Investor disarankan untuk tetap mengamati saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang besar, seperti BBRI dan BBNI.

"Kami percaya suku bunga akan turun dua kali lagi tahun depan," katanya. 

Di samping saham-saham perbankan, saham telekomunikasi seperti TLKM juga menarik karena diprediksi akan melanjutkan penguatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×