Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Tidak jauh berbeda, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma juga melihat sektor perbankan menjadi penggerak indeks BUMN20.
"BBNI dan BMRI secara ytd masih turun bebannya di situ, walaupun BBRI naik," kata Suria ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/12).
Ia menjelaskan, saham perbankan mengalami tekanan selama dua bulan terakhir karena likuiditas mengetat, sehingga penyaluran kreditnya melambat.
Selain perbankan, saham-saham sektor konstruksi ikut berpengaruh meskipun tidak besar. Suria melihat sektor konstruksi sering terkendala dengan cash flow-nya.
Sementara pembayaran BUMN konstruksi mayoritas dari pemerintah. Jika penundaan pembayaran dipicu oleh rendahnya pendapatan pajak karena lesunya pertumbuhan ekonomi, hal ini menjadi sentimen negatif bagi saham-saham konstruksi.
Baca Juga: Citigroup Sekuritas Indonesia: Tahun depan, IHSG berpeluang menembus level 7.000
Faktor lain, beberapa saham BUMN besar masuk ke dalam portofolio manajer investasi yang beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan.
Ke depan, Suria melihat peluang saham-saham BUMN untuk rebound lebih besar daripada tertekan lagi, terutama untuk saham-saham BUMN dengan fundamental yang baik. Suria merekomendasikan saham-saham seperti BBNI, BMRI, sebab valuasinya menarik.
Perbankan lain seperti BBRI juga menarik meskipun harganya agak tinggi. Pilihan selain perbankan, ada sektor telekomunikasi seperti TLKM.
Sementara itu, Wawan berharap tahun depan ada perbaikan ekonomi yang bisa menggerakkan pasar, termasuk saham-saham BUMN. Investor disarankan untuk tetap mengamati saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang besar, seperti BBRI dan BBNI.
"Kami percaya suku bunga akan turun dua kali lagi tahun depan," katanya.
Di samping saham-saham perbankan, saham telekomunikasi seperti TLKM juga menarik karena diprediksi akan melanjutkan penguatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News