kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks BUMN20 terkoreksi 2,09%, begini tanggapan analis


Selasa, 10 Desember 2019 / 20:56 WIB
Indeks BUMN20 terkoreksi 2,09%, begini tanggapan analis
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, sejumlah saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami koreksi. Hal ini terpantau dari indeks BUMN20 yang merosot 2,09% secara year to date (ytd).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan BUMN20 dinilai searah dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terkoreksi walaupun tidak sedalam BUMN20. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejak awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,18% ytd. 

Wawan melihat koreksi yang terjadi pada indeks BUMN20 disebabkan oleh turunnya beberapa harga saham perbankan. 

"Beberapa BUMN kapitalisasi pasarnya cukup besar, terutama dari perbankan," kata Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/12). 

Baca Juga: Analis memprediksi IHSG akan kembali menguat besok, berikut penopangnya

Ia menjelaskan, kalau pergerakannya negatif biasanya indeks juga akan terpengaruh. 

Berdasar penelusuran Kontan.co.id, ada empat saham perbankan yang masuk ke dalam BUMN20, di antaranya BBNI yang terkoreksi 13,64% ytd, BBTN terkoreksi 15,75% ytd, BMRI stagnan 0,00% ytd, dan BBRI yang naik 13,93% ytd. 

Wawan melihat,  pergerakan indeks BUMN20 akan searah dengan arah pergerakan IHSG. Sejauh ini, asing cenderung keluar dari perdagangan di Indonesia. 

Berdasarkan data dari RTI, sejak awal tahun hingga hari, tercatat net foreign sell sebesar 581,27 miliar. Hal inilah yang membuat pasar terus tertekan. Jika BUMN20 melemah wajar sebab pasar pun tengah lesu. 

Di sisi lain, Wawan menilai penurunan suku bunga belum mampu membuat saham-saham perbankan jadi menarik. Sebab, perlambatan ekonomi masih terjadi. Perlambatan ini berkaitan dengan lesunya penjualan retail, serta pertumbuhan kredit di dunia yang juga melambat. 




TERBARU

[X]
×