Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Michael menjagokan dua saham, yakni AALI dan LSIP. Untuk AALI, Michael memprediksi, pemulihan kinerja earnings sepanjang tahun 2020 dapat berlanjut hingga 2021. Meskipun produksi dan volume penjualan diprediksi masih dalam tren turun, dia yakin AALI dapat memanfaatkan tingginya harga pasar CPO untuk memaksimalkan harga penjualan CPO AALI.
AALI juga memiliki pasar ekspor yang kuat sehingga dapat mengoptimalkan penjualan ekspor ke pasar-pasar CPO utama Indonesia, di tengah pembatasan impor CPO dari Malaysia oleh China. Michael memperkirakan, kinerja produksi AALI akan kembali pulih pada kuartal ketiga 2021. Dia merekomendasikan investor hold AALI dengan target harga Rp 12.700 per saham.
Untuk LSIP, Michael memprediksi, kinerja penjualan LSIP sepanjang 2020-2021 akan tetap lebih baik dibanding 2019 meski produksi tahunan 2020 terhambat cuaca kering di 2019 dan aktivitas penanaman kembali masih berlanjut. Hal ini didukung oleh harga jual LSIP yang relatif lebih tinggi dibanding 2019.
Harga jual rata-rata CPO LSIP ke depannya juga bakal relatif stabil berkat pulihnya permintaan CPO pascapandemi dan berlanjutnya program B-30 di Indonesia. Dia merekomendasikan hold LSIP dengan target harga Rp 1.400 per saham.
Baca Juga: Sedang terkoreksi, ini potensi saham CPO
Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan melihat, saham-saham di sektor CPO masih akan atraktif di tahun ini. Menurut dia, ekspektasi pasar memang sedang bergairah ke sektor komoditas yang salah satunya adalah CPO. Dia merekomendasikan beli AALI dengan target harga Rp 14.000 per saham.
"Secara fundamental, earnings AALI tahun bisa tumbuh sekitar 21% yoy yang ditopang oleh kenaikan ASP dan efisiensi biaya operasional," ucap Meilki. Sementara itu, jika ingin memilih saham lainnya, dia menyarankan investor untuk mempertimbangkan emiten CPO yang memiliki yield tandan buah segar (TBS) di atas 15 ton per hektare dan konsisten menjalankan program penanaman kembali.
Baca Juga: Biden galakkan energi ramah lingkungan, apa dampaknya ke emiten batubara dan CPO?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News